Sunday, August 30, 2015

40 tahun hidup tanpa busana kerana elergi

Sabtu, 29 Ogos 2015
 
Mirror Subal Barman.


MUMBAI  - Akibat menderita penyakit kulit yang langka, seorang petani India berusia 43 tahun tak pernah mengenakan pakaian alias telanjang sejak dia berusia lima tahun atau hampir selama 40 tahun.

Kelainan itu membuat Subal Barman, warga desa Rajpur, negara  Bengal Barat, India tak merasa selesa kala kulitnya bersentuhan dengan kain. Jangankan pakaian, sepasang sarung kaki sudah boleh membuat kulitnya melepuh.

"Saya   anak-anak, saya tak boleh mengenakan pakaian. Pakaian membuat kulit saya serasa terbakar dan sakit tak tertahankan," ujar Barman.

Bahkan, Barman juga tak boleh tidur jika tubuhnya dibalut selimut. Lelaki ini didiagnosa menderita alergi langka itu sejak berusia lima tahun dan diagnosa itu ditegaskan ketika dia berusia 17 tahun.

Namun, keluarganya yang miskin membuat Barman tak dapat mencari bantuan perubatan. Apalagi pengubatan di kota terlalu mahal bagi kantong orangtuanya yang hanya bekerja sebagai petani.

Akhirnya, Barman harus menjalani hidupnya sehari-hari tanpa busana. Meski demikian, warga desa Rajpur tempat lelaki  ini tinggal nampaknya sudah terbiasa melihat sosok telanjang Barman.

"Sungguh beruntung, para tetangga sudah terbiasa dengan keberadaan saya. Mereka sudah menganggap kondisi saya normal dan tak pernah komplain," ujar Barman.

"Mereka tahu saya memiliki masalah kulit selama bertahun-tahun dan membiarkan saya apa adanya dan tak pernah mengganggu saya," tambah dia.

Kondisinya yang unik ini tak menghalangi Barman bersosialisasi dengan lingkungannya. Dia mengaku tetap terlibat dalam kegiatan sosial bahkan menghadiri pesta atau pernikahan meski tanpa mengenakan pakaian.

Musim dingin adalah masa-masa paling menyenangkan bagi Barman. Namun di musim panas dia harus mandi beberapa kali sehari untuk mendingingkan kulitnya.

"Saya harus mandi beberapa kali sehari kerana kulit saya sangat sensitif terhadap panas. Saya tak tahan dengan panas dan air adalah satu-satunya yang boleh menolong," kata dia.

Sejak 2003, Barman tinggal sebatang kara kerana setelah ibunya meninggal dunia. Sang ayah sudah terlebih dahulu meninggal ketika dia   masih anak-anak.

Meski sudah cukup umur Barman belum menikah. Dia yakin kondisinya yang berbeda menjadi penyebab utama dirinya belum mendapatkan pasangan hidup.

"Perempuan mana yang mau mengahwini lelaki dengan masalah seperti ini? Tak ada keluarga yang akan membiarkan puteri mereka mengahwini saya. Tapi saya tak punya pilihan. Ini kehidupan yang harus saya jalani," tambah Barman.

"Saya tahu akan sendirian seumur hidup. Ini takdir saya. Sedih atau depresi tak akan menghilangkan masalah saya," ujarnya.

Lebih jauh Barman mengatakan kondisi uniknya ini merupakan pemberian Tuhan dan dia yakin Tuhan memandang dirinya secara khusus. "Saya harus menerima bahawa Tuhan memberikan hal khusus kepada saya. Mungkin di mata-Nya saya seorang yang spesial," ujarnya.

Seorang jurucakap Yayasan Kulit Britain, Profesor Hywel Williams mengatakan Subal Barman mungkin menderita salah satu bentuk Disaesthesia. Kondisi ini menyebabkan seseorang merasakan sakit seperti tertusuk jarum, terbakar, digelitik dan sensasi lainnya saat bersentuhan dengan kain.
Editor : Ervan Hardoko
Sumber: Mirror/KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment