17 Jun 2016
-Mata lelaki yang dituduh berzina ini ditutup kain dan didampingi untuk berdoa.
MOSUL –
Para algojo ISIS kembali
mempertontonkan tindakan kerasnya terhadap warga yang melanggar syariah
versi kelompok teroris.
Massa warga, termasuk anak-anak pun, kembali diajak untuk menyaksikan hukuman atas para tertuduh.
Jaringan media teroris telah menyebarkan foto-foto tentang empat lelaki
yang dibunuh secara brutal oleh para algojo ISIS di suatu tempat
rahsia di dekat sungai Tigris, wilayah Irak.
Empat lelaki itu dituduh telah berzina. Mereka lalu digelandang ke
ruang terbuka di depan ratusan warga lainnya, termasuk anak-anak.
Para tertuduh itu dikumpulkan di satu tempat yang mudah dilihat warga.
Mata keempat orang itu ditutup dengan balutan kain hitam. Mereka duduk dan ada orang yang mendampingi untuk berdoa.
Di samping para tertuduh itu teronggok batu-batu, yang menurut Daily Express, Jumaat (17/6/2016), adalah batu-batu terpilih.
Batu-batu pilihan itu, seperti dilaporkan media tersebut, jika
dilemparkan ke tubuh sasaran takkan menyebabkan kematian seketika.
Mereka akan mati perlahan dengan rasa nyeri yang sangat hebat.
- Empat pria yang dituduh berzinah dilaporkan telah direjam hingga mati oleh ISIS.
Setelah berdoa, algojo ISIS mulai merejam dengan batu sekuat mereka
sampai keempatnya mati. Warga sekitar terlihat menampilkan ekspresi
yang berbeda-beda.
Empat lelaki itu yang mendapat hukuman rejam itu diyakini sangat
menderita, detik demi detik terterperikan, akibat lemparan batu dari
tangan-tangan “suci” kaum militan.
Penyebaran foto-foto hukuman rejam itu dilakukan ISIS setelah
tersiarnya laporan tentang kematian pemimpin mereka, Abu Bakr
al-Baghdadi, akibat serangan udara koalisi AS di Raqqa, Syria.
Informasi kematian Baghdadi semula dirilis oleh tentera Syria. Kebelakangan diumumkan secara resmi oleh Amaq, kantor berita dalam jaringan media ISIS.
Koalisi Barat yang dipimpin AS dalam serangan ke Raqqa, pusat
kekhalifahan ISIS, belum memberi pengesahan secara pasti berita atau
laporan tentang kematian Baghdadi.
Sumber: KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment