Rabu, 13 Julai 2016
, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi
KAHERAH
- Anggota keselamatan Mesir telah menghilangkan secara paksa dan menyeksa
ratusan orang selama setahun terakhir dalam usaha membungkam suara pembangkang, sebut laporan Amnesti Internasional.
Ratusan orang yang sengaja dihilangkan tersebut, dakwa Amnesti
Internasional, meliputi mahasiswa, aktivis politik, dan demonstran.
Bahkan, di antara mangsa terdapat seorang kanak-kanak berusia 14 tahun.
Sebahagian besar dari mereka ditahan selama berbulan-bulan dan dalam jangka waktu itu mereka ditutup matanya dan diikat tangannya.
Pemerintah Mesir membantah laporan Amnesti Internasional terkait
dugaan penghilangan secara paksa dan penyeksaan ratusan orang itu.
Menteri Dalam Negeri, Magdy Abdul Ghaffar berkeras bahawa pelaksanaan tindakan keamanan telah sesuai dengan kerangka undang-undang Mesir.
Namun, menurut Pengarah Amnesti International di Timur Tengah dan
Afrika Utara, Philip Luther, penghilangan paksa dan penyiksaan telah
menjadi “instrumen kunci dalam kebijakan negara” di bawah Presiden Abdul
Fattah al-Sisi dan Menteri Dalam Negeri Magdy Abdul Ghaffar, yang
menjabat sejak Mac 2015.
Secara rata-rata, anggota keselamatan Mesir dituding menangkap tiga sampai orang
setiap hari. Aksi itu biasanya dilakukan setelah pasukan bersenjata
lengkap yang bernaung di bawah Badan Keamanan Nasional (NA) menyerbu
rumah para suspek.
Ratusan orang tersebut dipercayai ditahan di kantor NSA yang terletak di
dalam kompleks Kementerian Dalam Negeri Mesir di dekat Lapangan
Lazoughly, Kairo.
Kanak-kanak 14 tahun
Salah satu kes yang disoroti Amnesti Internasional adalah yang menimpa kanak-kanak berusia 14 tahun, Mazen Mohamed Abdallah.
Mazen diambil dari rumahnya di Daerah Nasser City, Kairo, oleh sejumlah petugas NSA pada 30 September.
Kanak-kanak itu dituding sebagai anggota Ikwanul Muslimin dan berpartisipasi dalam aksi protes tak berizin.
Mazen mengaku dilecehkan secara seksual oleh petugas ketika dirinya membantah semua tuduhan.
Penyiasat juga diyakini menyetrum alat kelamin dan bahagian tubuh lain Mazen serta mengancam akan menangkap kedua orangtuanya.
Mazen menarik pengakuannya ketika ditanyai pendakwa dan
didakwa. Dia dibebaskan dari tahanan pada 31 Januari selagi menunggu
persidangan.
Lebih dari 1,000 orang telah meninggal dan 40,000 lainnya diyakini
dipenjara sejak Presiden Al-Sisi memimpin kudeta militer yang
menggulingkan Mohammed Morsi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara
demokrasi pada 2013.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment