-
Seorang perajurit Afganistan berjaga-jaga di titik pemeriksaan di
daerah Nad Ali, Provinsi Helmand, Afghanistan, 22 Disember 2015.
KABUL -
Dua perajurit AD Afganistan yang dipercayai terkait dengan kelompok Taliban
membunuh setidaknya 12 orang rakan mereka ketika mereka tidur di barak
mereka di wilayah Kunduz.
Insiden itu terjadi lewat tengah malam di pinggiran kota Kunduz yang dalam waktu singkat sempat diduduki kelompok Taliban tahun lalu.
"Dua perajurit itu lari setelah membunuh 12 rakan mereka yang sedang tidur di kawasan Zakhil Khoman di Kunduz," kata seorang anggota senior polis Aziz Kamawal.
"Kami kini menjalankan penyiasatan terkait insiden tersebut," kata Kamawal.
Jurucakap gabernor Kunduz, Mahmood Danish mengatakan jumlah korban maaut dalah 13 orang dan perajurit pembelot itu memberi jalan Taliban menyerang pos mereka dan kemudian membunuh rakan-rakannya.
Serangan "orang dalam" kerap membawa korban di kawangan pasukan Afganistan dan koalisi mengakibatkan keruntuhan moral serta menimbulkan rasa saling tidak percaya di antara personel militer.
Pembunuhan ini terjadi di saat pasukan Afganistan menderita kekalahan paling telak saat memerangi Taliban tanpa bantuan pasukan NATO yang mengakhiri tugas militernya pada akhir 2014.
Pemerintah Afganistan memperkirakan sepanjang tahun lalu 5,000 personel polis dan tentera meninggal dalam konflik dengan Taliban dan sebanyak 15,000 orang lainnya cedera.
Insiden itu terjadi lewat tengah malam di pinggiran kota Kunduz yang dalam waktu singkat sempat diduduki kelompok Taliban tahun lalu.
"Dua perajurit itu lari setelah membunuh 12 rakan mereka yang sedang tidur di kawasan Zakhil Khoman di Kunduz," kata seorang anggota senior polis Aziz Kamawal.
"Kami kini menjalankan penyiasatan terkait insiden tersebut," kata Kamawal.
Jurucakap gabernor Kunduz, Mahmood Danish mengatakan jumlah korban maaut dalah 13 orang dan perajurit pembelot itu memberi jalan Taliban menyerang pos mereka dan kemudian membunuh rakan-rakannya.
Serangan "orang dalam" kerap membawa korban di kawangan pasukan Afganistan dan koalisi mengakibatkan keruntuhan moral serta menimbulkan rasa saling tidak percaya di antara personel militer.
Pembunuhan ini terjadi di saat pasukan Afganistan menderita kekalahan paling telak saat memerangi Taliban tanpa bantuan pasukan NATO yang mengakhiri tugas militernya pada akhir 2014.
Pemerintah Afganistan memperkirakan sepanjang tahun lalu 5,000 personel polis dan tentera meninggal dalam konflik dengan Taliban dan sebanyak 15,000 orang lainnya cedera.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment