Saturday, September 17, 2016

Mayat Diangkut Dengan Motorsikal kerana Keluarga Miskin

Jumaat, 16 September 2016 
HANOI- Pihak keluarga berduka tak mampu membayar kenderaan roda empat untuk memindahkan jenazah Lo Thi Phanh (40), dari minoriti Thailand di Vietnam, ke rumah  mayat sehingga mereka menyewa motorsikal.

 Foto-foto yang menunjukkan sesosok mayat wanita dari keluarga miskin yang diangkut dengan motorsikal telah menuai kemarahan di media sosial di Vietnam.

Lo Thi Phanh (40) dari kelompok minoriti Thailand, sebelumnya dirawat di rumah sakit Provinsi Son La sejak akhir Ogos.
Namun, wanita itu kemudian meninggal kerana tuberkolosis pada 12 September lalu.

Keluarganya tidak mampu membayar teksi atau kenderaan roda empat lainnya untuk memindahkan jenazahnya ke rumah mayat sehingga mereka menyewa  motorsikal.
Foto-foto yang memperlihatkan tubuh perempuan yang dibalut selimut di jok belakang motor, dengan kaki yang mencuat ke luar, menjadi viral di media sosial.

Para netizen mengungkapkan rasa sedih dan marah, terutama kerana pemerintah provinsi baru saja bersetuju projek pembangunan memorial Ho Chi Minh yang bernilai jutaan dolar.
Sebuah patung mendiang Presiden Ho Chi Minh berukuran besar dirancang  akan dibangun pada Oktober mendatang.

Di luar itu akan ada juga pembangunan monumen perang untuk tentera Vietnam yang meninggal dalam perang reunifikasi negara itu.
"Cuba jelaskan pada saya mengapa kita harus membangun memorial yang mahal di tempat yang sama?" kata Ke hamvui, seorang netizen.
Netizen lain, Le Gach, mengatakan, "Ada 1001 penderitaan yang harus dialami oleh orang-orang akibat kemiskinan”.

Ia menambahkan, “Perjalanan pulang perempuan ini hanya memerlukan beberapa jam, tetapi dia selama hidupnya bertahun-tahun sudah mengalami banyak penderitaan dan hidup miskin. RIP."

Lainnya, mengkritik juga orang-orang yang tampak tak membantu.
"Selain soal polis  (yang tak membantu), mengapa tak ada orang yang berfikir untuk menghentikan motor itu dan bertanya tentang jenazah perempuan itu? Memalukan," kata Thanh Y Le, seorang netizen.
 

No comments:

Post a Comment