Thursday, September 22, 2016

Presiden Acungkan Jari Tengah

 Rabu, 21 September 2016 

 
TED ALJIBE / AFP Presiden Filipina Rodrigo Duterte membaca daftar tersangka pengedar dadah ketika  memberikan pengarahan kepada pasukan khas Filipina di kem San Miguel, provinsi Bulacan, sebelah utara Manila.

MANILA   — Aksi Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan hinaan kepada siapa pun yang mengecam kebijakan perang melawan dadah yang dikobarkannya terus berlanjut.

Setelah Presiden AS Barack Obama dan Sekjen PBB Ban Ki-moon menjadi "korban" Duterte, kini giliran Kesatuan Eropah merasakan "serangan" mantan Datuk  Bandar Davao itu.

"Saya katakan kepada mereka, f*** you. Kalian melakukan ini semua untuk menebus dosa kalian sendiri," kata Duterte sambil mengacungkan jari tengahnya, Selasa (20/9/2016) malam, dalam pidato yang disiarkan stesyen televisyen ABS-CBN.

Duterte mengatakan,  Kesatuan Eropah tak lebih dari sekumpulan orang-orang munafik kerana pada masa kolonial, negara-negara Eropa membunuh ribuan warga jajahannya di seluruh dunia.

"Siapa yang saya bunuh? Jika angka itu benar, 1,700 orang, siapa mereka? Penjahat. Lalu anda menyebutnya sebagai genosida?" ujar Duterte.

"Kini Kesatuan Eropah mengecam saya. Jadi, saya ulangi, f*** you!" kata Duterte.

Pernyataan Duterte ini dilontarkan kerana Kesatuan Eropah juga mengkritik kebijakan perang melawan dadah yang mengakibatkan lebih dari 3,000 orang meninggal, dengan separuhnya di tangah orang tak dikenal.

Meski telah mengakibatkan 3,000 tersangka pengedar dadah meninggal , Duterte mengatakan, dia belum akan menghentikan kempennye anti-dadah ini.

Duterte bahkan telah merancang untuk memperpanjang kebijakan ini hingga enam bulan ke depan dengan alasan masalah dadah di Filipina jauh lebih buruk dari yang dia duga.

Minggu lalu, Kesatuan Eropah menyatakan keprihatinan terkait banyaknya korban maut dalam operasi pemberantasan dadah yang dilakukan  polis .

"Duterte harus membuat penyiasatan," demikian resolusi KesatuanEropah.  
Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment