ROMA -
Empat lelaki diinterogasi di Itali terkait dengan kematian seorang wanita yang selama setahun terakhir berusaha menghapus video seks
yang beredar luas di jejaring internet.
Waniita yang disebut dengan nama Tiziana itu diketahui bunuh diri
di rumah bibinya di Mugnano dekat Naples, Selasa (13/9/2016).
Para jaksa setempat telah membuka kes penyiasatan kematian yang terjadi setahun setelah video seks itu beredar di Facebook, WhatsApp dan media sosial lainnya.
Video tersebut beredar sesudah Tiziana mengirim rakaman adegan
seksnya kepada mantan pacar, dan tiga orang lainnya. Mereka kemudian
mengunggahnya ke internet.
Keempat lelaki tersebut sedang disiasat atas kes pencemaran nama baik.
Lebih dari satu juta orang telah menonton tayangan video tersebut, dan Tiziana menjadi bahan gurauan dan makian.
Setelah video itu beredar, Tiziana meninggalkan pekerjaannya, pindah ke Tuscany, dan berusaha mengubah namanya.
Kalimat "kamu memfilemkannya? Bravo," yang diucapkan oleh Tiziana dalam video, menjadi gurauan di internet.
Bahkan, ungkapan itu sampai dicetak di t-shirt, penutup telepon serta barang-barang lainnya.
Dalam persidangan, Tiziana memenangi "hak untuk dilupakan".
Mahkamah pun memerintahkan video tersebut dihapus dari berbagai web dan mesin pencari, termasuk Facebook.
Namun ia juga diperintahkan untuk membayar 20.000 Euro untuk biaya mahkamah. Hal ini kemudian disebut media
setempat sebagai bentuk penghinaan.
Keluarga Tiziana telah menyerukan keadilan ditegakkan dan diakhirinya tindakan mempermalukan seseorang.
"Saat ini kami menyerukan sistem peradilan untuk bertindak sehingga
kematiannya tidak sia-sia," kata pihak keluarga, yang dikutip oleh media
Itali .
Picu perdebatan
Kematian Tiziana, sebagaimana dilaporkan BBC dari Rom , memicu perdebatan tentang dampak sorotan publik yang telah mempermalukan perempuan muda.
Kematian Tiziana, sebagaimana dilaporkan BBC dari Rom , memicu perdebatan tentang dampak sorotan publik yang telah mempermalukan perempuan muda.
"Sebagai pemerintah, tidak ada banyak yang dapat kita lakukan," kata Perdana Menteri Matteo Renzi.
"Ini adalah sebuah pertarungan budaya, juga sebuah pertarungan sosial dan politik," tegas dia.
"Komitmen kami adalah berusaha untuk melakukan semua yang kami boleh.
Kekerasan terhadap perempuan bukan merupakan fenomena yang tidak dapat
dihilangkan," sebut dia.
Prosesi kereta jenazah membawa jenazah Tiziana disiarkan secara langsung di jaringan televisyen Itali .
Perempuan yang ingin dilupakan itu, kini diingat di seluruh negeri.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment