Friday, October 21, 2016

Banduan Gunakan Potongan Kepala Rakannya untuk Bermain Sepak Bola

21/10/16

 
Ilustrasi

BRASILIA  - Kehidupan di dalam penjara, terutama di negara-negara berkembang, dikenal sangat keras.

Meski demikian, kekerasan yang terjadi di LP Fortaleza, Brazil,  minggu lalu terbilang sangat melewati batas kemanusiaan.

Bagaimana tidak, sekelompok banduan memenggal kepala seorang sesama penghuni penjara lalu menggunakan potongan kepala itu untuk bermain sepak bola.

Kekejaman itu diyakini dilakukan geng Primeiro Comando da Capital dan menjadi satu dari banyak kekejaman di dalam penjara-penjara Brazil yang keras dan kelebihan penghuni itu.

Para banduan naggota Comando da Capital ini dipercayai membunuh seorang anggota kelompok rival Comando Vermelho ketika perang antara-geng di penjara itu pecah.

Pada Ahad dan Isnin lalu, dua  rusuhan terjadi di LP Roraima dan Rondonia yang secara total menyebabkan 21 orang banduan terbunuh.

Di LP Monte Cristo, Roraima dilaporkan tujuh banduan meninggal dipenggal dan enam lainnya dibakar hidup-hidup.

Rusuhan di penjara itu pecah setelah satu sayap penjara diserbu sekelompok banduan ketika rival mereka sedang menerima kunjungan keluarga.

Menteri Kehakiman dan Warga Negara Roraima, oziel de Castro kepada harian Metro Jornal Sao Paulo mengatakan, perang antara-faksi pecah di penjara itu.

Oriel menambahkan, faksi-faksi yang bersaing itu mengakibatkan gangguan keamanan secara nasional.

Sehari setelah kerusuhan di LP Roraima, setidaknya delapan banduan meninggal diPenjara  Enio dos Santos, Porto Velho, negara bagian Rondonia wilayah barat laut Brazil. 

Kematian para banduan ini dipercayai akibat persaingan antara geng PCC dan Comando Vermelho atau Komando Merah.

Tahun lalu, pemerintah harus mengerahkan tentera untuk mengambil alih keselamatan di Penjara Monte Cristo setelah 15 banduan lari pada malam Natal 2015.

Camila Nunes Dias, profesor sosiologi di Universitas Federal ABC (UFABC), Sao Paulo kepada BBC Brasil mengatakan, kekerasan terbaru di penjara ini boleh  jadi merupakan dampak perubahan bentuk organisasi jenayah di Brasil.

Camila menjelaskan, di akhir masa persekutuan, yang kemungkinan dipicu perebutan kawalan di dalam penjara, boleh mengakibatkan lebih banyak banduan yang mati dan hal itu akan memicu kerusuhan di jalanan.

Brazil memiliki catatan panjang soal kekerasan di dalam penjara, termasuk pembantaian di LP Carandiru pada 1992 yang menewaskan sedikitnya 100 banduan.
KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment