20/10/16
TEHERAN – Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah
Ali Khamenei dilaporkan telah menyembunyikan kes pencabulan yang
dilakukan oleh seorang pembaca Al Quran (Qari), Saeed Toosi
dituduh telah melakukan kekerasan seksual terhadap tujuh orang
muridnya.
Saeed Toosi adalah seorang pembaca Al Quran paling terkenal di Iran. Bahkan, Khamenei sempat menyebut Toosi sebagai contoh teladan dan patut untuk diikuti. Hal itu bukan tanpa sebab. Toosi diketahui pernah menjadi wakil Iran dalam pertandinan Al Quran internasional dan pernah mendapat tempat pertama dalam skala nasional maupun internasional.
Sebagaimana dilansir The New Arab, Khamis (20/10/2016), Toosi
dituduh telah memperkosa tujuh orang muridnya yang berusia antara 12
sampai 14 tahun. Tindakan asusila tersebut dilakukan Toosi terhadap
korbannya dalam jangka waktu tujuh tahun terakhir.
Atas perbuatan yang dilakukan Toosi, para korban akhirnya mengadukan kes ini kepada pihak pengadilan. Namun, kes pelecehan seksual ini berusaha ditutupi oleh pihak mahkamah atas perintah langsung dari Khamenei dan otoriti Mahkamah Yudisial.
Kendati demikian, kes ini sudah terekspos ke publik. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Persia Voice of America, sejumlah korban mengaku bahwa mereka telah menunjukkan alat bukti berupa tulisan tangan berisi pengakuan Toosi. Bahkan, rakaman audio secara jelas mengarah kepada Toosi. Ia mengakui telah melakukan pelecehan seksual.
Berdasarkan rakaman audio tersebut, Toosi juga mengatakan bahwa Khamenei bersama ketua peradilan Sadek Larijani menutupi kes pelecahan seksual yang dilakukannya. Dalam pandangan Khameneni, keputusan itu terpaksa diambil demi menjaga reputasi lembaga Quran di Iran.
Salah seorang mangsa, yang merupakan pemenang pertama dalam salah satu musabaqah Quran baru-baru ini, mengatakan Toosi telah mengambil keuntungan dari dirinya ketika melakukan pertandingan di luar negeri. Toosi sengaja memesan satu kamar hotel dengan tujuan mencabuli dan memperkosa para korbannya.
Saeed Toosi adalah seorang pembaca Al Quran paling terkenal di Iran. Bahkan, Khamenei sempat menyebut Toosi sebagai contoh teladan dan patut untuk diikuti. Hal itu bukan tanpa sebab. Toosi diketahui pernah menjadi wakil Iran dalam pertandinan Al Quran internasional dan pernah mendapat tempat pertama dalam skala nasional maupun internasional.
Atas perbuatan yang dilakukan Toosi, para korban akhirnya mengadukan kes ini kepada pihak pengadilan. Namun, kes pelecehan seksual ini berusaha ditutupi oleh pihak mahkamah atas perintah langsung dari Khamenei dan otoriti Mahkamah Yudisial.
Kendati demikian, kes ini sudah terekspos ke publik. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Persia Voice of America, sejumlah korban mengaku bahwa mereka telah menunjukkan alat bukti berupa tulisan tangan berisi pengakuan Toosi. Bahkan, rakaman audio secara jelas mengarah kepada Toosi. Ia mengakui telah melakukan pelecehan seksual.
Berdasarkan rakaman audio tersebut, Toosi juga mengatakan bahwa Khamenei bersama ketua peradilan Sadek Larijani menutupi kes pelecahan seksual yang dilakukannya. Dalam pandangan Khameneni, keputusan itu terpaksa diambil demi menjaga reputasi lembaga Quran di Iran.
Salah seorang mangsa, yang merupakan pemenang pertama dalam salah satu musabaqah Quran baru-baru ini, mengatakan Toosi telah mengambil keuntungan dari dirinya ketika melakukan pertandingan di luar negeri. Toosi sengaja memesan satu kamar hotel dengan tujuan mencabuli dan memperkosa para korbannya.
No comments:
Post a Comment