Saturday, October 1, 2016

Ratusan Orang Terbunuh, Tubuh Mangsa Terpotong dan Patah Tulang

1/10/16
 
Reuters/Getty Images- Sebagian wajah kota Aleppo, ibu kota Wilayah Aleppo, yang sekaligus kota terbesar kedua di Syria, porak peranda akibat perang saudara yang telah berjalan sejak Mac 2011.
GENEVA - Pertempuran di Aleppo timur, Syria, sejak 23 September hingga Jumaat (30/9/2016) telah menyebabkan 338 orang terbunuh, termasuk 106 kanak-kanak.
Pertempuran di wilayah yang terkepung itu juga telah mencederakan 846 orang, termasuk 261 kanak-kanak, seperti dilaporkan Reuters mengutip keterangan Organisasi Kesihatan Dunia (WHO).

"Kami minta empat hal, yakni hentikan pembunuhan, hentikan serangan terhadap layanan kesihatan, biarkan mereka yang sakit dan terluka keluar, dan biarkan bantuan masuk," kata Rick Brennan.
Brennan adalah pegawai tinggi WHO yang menangangi risiko darurat dan bantuan kemanusiaan. Keterangan Brennan itu disampaikan sidang PBB di Geneva, Swiss, Jumaat.

Menurut Brennan, situasi di Aleppo timur yang dikuasai oleh pasukan pemberontak yang memerangi tentera Presiden Bashar al-Assad, sangat tidak dapat diperkirakan.
Pasukan Rusia dan Syria telah meningkatkan serangan untuk merebut kembali kawalan di daerah yang diduduki  pemberontak  di Aleppo, ibu kota Provinsi Aleppo yang juga kota terbesar kedua di Syria.

Brennan mengatakan, ia tidak memiliki jumlah detail tentang kondisi warga yang terluka. Namun,  menurutnya sudah jelas apa yang akan terlihat di depan mata.
"Akan ada orang yang luka kerana pecahan peluru, kerana ledakan, terbakar, luka yang menembus kepala, dada dan perut,” ujarnya.

Brennan menambahkan, “Akan ada orang yang bahagian-bahagian tubuhnya terpotong, yang mengalami patah tulang. Jenis-jenis luka sangat bisa diperkirakan."
Pegawai WHO itu mengungkapkan hal itu berdasarkan ratusan serangan serupa sebelumnya, yang berdampak sangat fatal bagi warga, termasuk warga awam tak bersalah.

Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, sudah tidak ada rumah sakit yang boleh menampung ratusan pesakit pada saat yang bersamaan.

Terutama lagi setelah Rusia dan Syria melancarkan serangan udara terbaru pada minggu ini, yang menyebabkan dua rumah sakit besar di Aleppo timur tidak beroperasi.
Brennan mengatakan, WHO sebelumnya memiliki stok bantuan untuk 140,000 orang.
Stok tersebut untuk keperluan selama beberapa mingggu, namun situasi keselamatan menyukarkan peralatan-peralatan medis yang sangat diperlukan untuk dapat masuk ke kota itu.

Brennan juga ditanya wartawan, apakah WHO memiliki izin dari Damaskus untuk mengirim bantuan peralatan medis jika situasi keselamatan memungkinkan?
Ia mengatakan, negosiasi untuk mendapatkan akses masih terus berlangsung dan ia telah bertemu dengan wakil menteri kesehatan Syria minggu  lalu.
"Mereka menyedari bahwa situasinya sangat mendesak," katanya seperti dilaporkan Reuters.

Brennan juga mengatakan, WHO sebelumnya telah bertemu dengan para pegawai Rusia dan menerangkan dengan "sangat, sangat jelas" bahwa evakuasi perlu dilakukan dan serangan-serangan harus dihentikan.
"Menurut saya, komunikasi masih tetap berjalan dan kami telah bertukar fikiran dalam beberapa hari terakhir ini," katanya.
Kompas:  KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment