Tuesday, November 1, 2016

Lelaki Mabuk" Hentikan Aktiviti di Lapangan Terbang

 
Lapangan Terbang Manas, di Bishkek, Kyrgyzstan
BISHKEK  — Ulah seorang lelaki di Lapangan Terbang   Bishkek, Kirgistan, yang hendak menggagalkan niat isterinya terbang ke Moskow, malah menghentikan seluruh aktiviti penerbangan di Lapangan Terbang  itu.

Anggota keselamatan Kirgistan di Kota Bishkek, Selasa (1/11/2016), menyebutkan, operasional lapangan terbang  utama di Kirgistan terhenti akibat perbuatan Ilya Eremeev.

Disebutkan, lelaki berusia 30 tahun itu melakukan panggilan telepon, Isnin kelmarin, dan menyebutkan ada bom yang diletakkan di dalam pesawat.
Dia menyebutkan, bom itu dipasang untuk mencegah   isterinya yang hendak pergi ke Rusia untuk urusan perniagaan.

Demikian disebutkan otoriti keselamatan setempat, seperti dikutip AFP.
Petugas keselamatan pun langsung melakukan langkah evakuasi di lapangan terbang  bekas wilayah   Soviet  Union tersebut.
 Lapangan Terbang   Manas itu terletak di luar Kota Bishkek. Semua penerbangan pada Isnin kemarin dihentikan akibat ulah Ilya. 

Penerbangan baru kembali normal setelah peringatan tanda bahaya ditarik balik. 
Sayangnya, pihak keamanan nasional Kirgistan tak memberikan keterangan lebih detail terkait insiden ini.
Mereka hanya menyebutkan bahwa Ilya sedang dalam keadaan mabuk ketika ditahan akibat perbuatannya itu. 

Kini, Ilya ditahan dan diperiksa oleh otoriti keselamatan  setempat. Aparat hendak menggali kemungkinan keterkaitan ulah Ilya dengan kelompok teroris tertentu.
Ulah semacam ini, berdasarkan undang-undang yang berlaku di Kirgistan, diancam dengan hukuman hingga tiga tahun penjara.

Ancaman bom ini semakin mendapat perhatian kerana muncul di tengah persiapan Kota Bishkek sebagai tuan rumah pertemuan The Shanghai Cooperation Organization, Rabu besok.

Dalam pertemuan itu bakal hadir Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri China Li Keqiang.
Kirgistan adalah negara miskin dengan populasi enam juta jiwa, yang majoriti penduduknya memeluk agama Islam.

Negara ini pun pernah mengalami masalah keselamatan nasional sejak kemerdekaannya dari   Soviet Union pada 25 tahun silam.
Pernah terjadi revolusi berdarah dan kekerasan antar-etnik yang menelan ratusan korban jiwa pada tahun 2010 silam. 
 Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment