6/11/16
Kaley dan Jeremy Carling bersama Hakim Michelle Heward. (Foto: Kaley Carling/Daily Mail)
UTAH - Pengubatan penyakit lupus membuat
Kaley Carling tidak boleh memiliki anak. Namun, nasib berkata lain ketika
ia akhirnya justru menjadi ibu angkat bagi empat anak perempuan.
"Sejak remaja dan mengerti makna adopsi serta keluarga angkat, saya ingin hal itu menjadi sebahagian dalam hidup saya, baik saya boleh memiliki anak sendiri atau tidak," ujar Kaley kepada ABC, seperti dinukil dari Daily Mail, 6/11/2016 .
Ogos lalu, impian Kaley terwujud. Ia dan suaminya, Jeremy, mengambil dua pasang anak perempuan di hari yang sama sebagai anak angkat
Foto: Kaley Carling
Namun, cerita ini telah dimulai lama, bahkan diwarnai insiden tragis. Sebelumnya, Kaley dan Jeremy berusaha memiliki anak sendiri melalui kaedah ibu pengganti sejak Januari. Keduanya berharap, dapat mengadopsi bayi tersebut setelah ia dilahirkan.
Kaley dan Jeremy membantu sang ibu pengganti selama kehamilannya, ikut mendatangi konsultasi ke doktor kandungan, bahkan sesekali menjaga putera pertama si ibu yang berusia dua tahun.
Tetapi tak lama setelah melahirkan, ibu pengganti itu memutuskan ingin merawat sendiri bayinya. Dan beberapa waktu kemudian, si ibu ditangkap kerana terlibat perdagangan seks anak-anak.
Kaley dan Jeremy tetap ingin mengadopsi bayi perempuan itu dan abangnya. Sayang, keduanya telah diserahkan kepada saudara si ibu. Tragisnya, saudara dan si bayi dibunuh tak lama setelah itu.
Insiden ini mematahkan hati Kaley dan Jeremy. Namun, berita baik selalu datang belakangan.
Foto: Kaley Carling
Pada hari yang sama saat si ibu pengganti ditahan polis , Dinas Sosial memberitahu Kaley dan Jeremy bahwa ada dua anak perempuan yang siap untuk diadopsi. Mereka adalah Indie (1) dan Haven (2).
Dan dalam 24 jam, mereka mendapat telefon dari seorang perempuan yang ingin memberikan sepasang anak kembar perempuannya untuk diadopsi. Si kembar adalah Sunny dan Weslie yang masih berusia sembilan bulan.
Kaley dan Jeremy menerima kedua tawaran itu. Bulan lalu, mereka menyelesaikan proses adopsi keempat anak perempuan tersebut; Haven dan Indie pada 19 Oktober serta si kembar pada 20 Oktober.
"Saya tidak dapat menjelaskan perasaan ini, kami semua merasa kelegaan yang amat sangat. Ini waktunya bagi kami menjadi keluarga yang normal," tutur Kaley.
"Sejak remaja dan mengerti makna adopsi serta keluarga angkat, saya ingin hal itu menjadi sebahagian dalam hidup saya, baik saya boleh memiliki anak sendiri atau tidak," ujar Kaley kepada ABC, seperti dinukil dari Daily Mail, 6/11/2016 .
Foto: Kaley Carling
Namun, cerita ini telah dimulai lama, bahkan diwarnai insiden tragis. Sebelumnya, Kaley dan Jeremy berusaha memiliki anak sendiri melalui kaedah ibu pengganti sejak Januari. Keduanya berharap, dapat mengadopsi bayi tersebut setelah ia dilahirkan.
Kaley dan Jeremy membantu sang ibu pengganti selama kehamilannya, ikut mendatangi konsultasi ke doktor kandungan, bahkan sesekali menjaga putera pertama si ibu yang berusia dua tahun.
Tetapi tak lama setelah melahirkan, ibu pengganti itu memutuskan ingin merawat sendiri bayinya. Dan beberapa waktu kemudian, si ibu ditangkap kerana terlibat perdagangan seks anak-anak.
Kaley dan Jeremy tetap ingin mengadopsi bayi perempuan itu dan abangnya. Sayang, keduanya telah diserahkan kepada saudara si ibu. Tragisnya, saudara dan si bayi dibunuh tak lama setelah itu.
Insiden ini mematahkan hati Kaley dan Jeremy. Namun, berita baik selalu datang belakangan.
Foto: Kaley Carling
Pada hari yang sama saat si ibu pengganti ditahan polis , Dinas Sosial memberitahu Kaley dan Jeremy bahwa ada dua anak perempuan yang siap untuk diadopsi. Mereka adalah Indie (1) dan Haven (2).
Dan dalam 24 jam, mereka mendapat telefon dari seorang perempuan yang ingin memberikan sepasang anak kembar perempuannya untuk diadopsi. Si kembar adalah Sunny dan Weslie yang masih berusia sembilan bulan.
Kaley dan Jeremy menerima kedua tawaran itu. Bulan lalu, mereka menyelesaikan proses adopsi keempat anak perempuan tersebut; Haven dan Indie pada 19 Oktober serta si kembar pada 20 Oktober.
"Saya tidak dapat menjelaskan perasaan ini, kami semua merasa kelegaan yang amat sangat. Ini waktunya bagi kami menjadi keluarga yang normal," tutur Kaley.
No comments:
Post a Comment