Wednesday, January 18, 2017

Anggota Keselamatan Kumpulkan Potongan Tubuh dan Kepala Banduan, Dipastikan 26 Terbunuh

17/1/17
 
Handout/AFP Pemandangan di Penjara Alcacus, di utara Brasil dalam rusuhan 14 Januari 2017. Terlihat tiga kepala terpenggal di depan sejumlah banduan yang berlindung dari serangan. 
 
Natal  - Jumlah korban maut dalam rusuhan antara kelompok di dalam lembaga pemasyarakatan di Brasil bertambah. 
Berita terakhir yang dikutip kantor berita AFP, Isnin (16/1/2017), menyebutkan, setidaknya sudah ditemui 26 banduan  yang maut.
Otoriti setempat menyebutkan, sebahagian besar korban maut dalam keadaan terpenggal.

Seperti yang telah diberitakan, pertumpahan darah pecah sejak Sabtu malam hingga Ahad waktu setempat, di penjara Alcacuz, di negara bagian Rio Grande do Norte.
Awalnya, otoriti menyebut ada tiga korban yang dipastikan meninggal dengan kepala terpenggal.

Kes ini terjadi setelah sebelumnya juga ada kerusuhan di dalam penjara di Brasil yang mengakibatkan 100 tahanan maut, pada awal Januari lalu. 
"Telah diverifikasi, sebanyak 26 orang maut," ungkap Manajer LP Caio Bezerra, dalam konferensi pers.

Sebelumnya, kata Bezerra, aparat memperkirakan ada 30 korban maut, setelah pengumpulan potongan tubuh dan kepala para tahanan, usai bentrokan. 
Pasukan keamanan baru turun menangani kerusuhan ini saat menjelang fajar, ketika kekerasan sudah terjadi selama 14 jam. 
Pegawai dari pemerintah daerah setempat menyebutkan, di dalam penjara itu mendekam anggota dari dua kelompok kartel besar dadah yang berseteru.

Salah satu keluarga korban menilai, otoriti terkait setengah hati dalam menangani insiden ini. 
"Direktur LP hanya mengatakan dia tak boleh berbuat apa-apa," ujar Adriana Feliz, adik dari salah satu banduan. 
"Saya bilang kepada direktur bahwa mereka akan saling bunuh di dalam, di paviliun 4, lalu mengapa mereka tak mengambil tindakan?" tegasnya.

Presiden Michel Temer melalui akun Twitter-nya menegaskan, pemerintah federal siap memberikan dukungan yang diperlukan menyusul kejadian tersebut. 
  Sumber: KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment