17/1/17
Natal - Jumlah korban maut dalam rusuhan antara kelompok di dalam lembaga pemasyarakatan di Brasil bertambah.
Berita terakhir yang dikutip kantor berita AFP, Isnin (16/1/2017), menyebutkan, setidaknya sudah ditemui 26 banduan yang maut.
Otoriti setempat menyebutkan, sebahagian besar korban maut dalam keadaan terpenggal.
Seperti yang telah diberitakan, pertumpahan darah pecah sejak Sabtu
malam hingga Ahad waktu setempat, di penjara Alcacuz, di negara bagian
Rio Grande do Norte.
Awalnya, otoriti menyebut ada tiga korban yang dipastikan meninggal dengan kepala terpenggal.
Kes ini terjadi setelah sebelumnya juga ada kerusuhan di dalam penjara
di Brasil yang mengakibatkan 100 tahanan maut, pada awal Januari
lalu.
"Telah diverifikasi, sebanyak 26 orang maut," ungkap Manajer LP Caio Bezerra, dalam konferensi pers.
Sebelumnya, kata Bezerra, aparat memperkirakan ada 30 korban maut,
setelah pengumpulan potongan tubuh dan kepala para tahanan, usai
bentrokan.
Pasukan keamanan baru turun menangani kerusuhan ini saat menjelang fajar, ketika kekerasan sudah terjadi selama 14 jam.
Pegawai dari pemerintah daerah setempat menyebutkan, di dalam penjara
itu mendekam anggota dari dua kelompok kartel besar dadah yang
berseteru.
Salah satu keluarga korban menilai, otoriti terkait setengah hati dalam menangani insiden ini.
"Direktur LP hanya mengatakan dia tak boleh berbuat apa-apa," ujar Adriana Feliz, adik dari salah satu banduan.
"Saya bilang kepada direktur bahwa mereka akan saling bunuh di dalam,
di paviliun 4, lalu mengapa mereka tak mengambil tindakan?" tegasnya.
Presiden Michel Temer melalui akun Twitter-nya menegaskan, pemerintah federal siap memberikan dukungan yang diperlukan menyusul kejadian tersebut.
Sumber: KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment