29/1/17
Melisa Benoit berhasil bertahan hidup selama enam hari tanpa paru-paru. (Foto: Ist)
OTTAWA – Paru-paru adalah salah satu
organ vital bagi manusia untuk menjalani kehidupan normal. Namun,
seorang perempuan asal Kanada berhasil bertahan hidup selama enam hari
tanpa organ tersebut.
Melissa Benoit, lahir dengan penyakit genetik cystic fibrosis, mengalami infeksi bakteria paru-paru yang parah dan sedang sekarat ketika dirawat di Rumah Sakit Umum Toronto. Setelah doktor membuang paru-parunya akibat infeksi berbahaya tersebut, dia terpaksa hidup tanpa paru-paru sambil menunggu transplantasi untuk menyelamatkan jiwanya.
Doktor harus membuang kedua paru-paru Melisa dan memasang paru-paru
buatan yang terhubung ke hatinya. Satu pasukan dari 13 staf operasi,
termasuk tiga doktor bedah toraks, ambil bahagian dalam operasi pengangkatan paru-parunya yang berlangsung selama 9 jam.
Setelah paru-parunya dibuang, kondisi Melisa terlihat stabil. Ia pun harus hidup tanpa paru-paru selama enam hari untuk kemudian menjalani operasi transplantasi derma paru-paru. "Transplantasi ini telah menyelamatkan hidup saya. Jika saya tidak memilikinya, saya akan mati," kata Benoit seperti dikutip Sindonews dari Telegraph, 29/1/2017 .
"Saya tidak akan berada di sini untuk melihat anak saya membesar, saya tidak akan berada di sini untuk menjadi tua dengan suami saya. Ini adalah hal yang tidak saya inginkan dalam hidup dan saya tidak ingin itu terjadi," imbuhnya.
Operasi transplantasi itu berlangsung pada April 2016 namun baru dipublikasikan sembilan bulan kemudian.
"Ini adalah operasi yang sangat berani dan sangat menantang tapi Melisa sedang sekarat di depan mata kita. Kami harus membuat keputusan kerana Melissa akan mati malam itu. Melissa memberikan kami keberanian untuk melakukannya," kata salah satu doktor bedah yang ikut dalam operasi itu Dr Shaf Keshavjee.
"Paru-paru barunya berfungsi dengan baik dan menggelembung dengan mudah. Sempurna," kata pakar bedah toraks Dr Marcelo Cypel.
Melissa Benoit, lahir dengan penyakit genetik cystic fibrosis, mengalami infeksi bakteria paru-paru yang parah dan sedang sekarat ketika dirawat di Rumah Sakit Umum Toronto. Setelah doktor membuang paru-parunya akibat infeksi berbahaya tersebut, dia terpaksa hidup tanpa paru-paru sambil menunggu transplantasi untuk menyelamatkan jiwanya.
Setelah paru-parunya dibuang, kondisi Melisa terlihat stabil. Ia pun harus hidup tanpa paru-paru selama enam hari untuk kemudian menjalani operasi transplantasi derma paru-paru. "Transplantasi ini telah menyelamatkan hidup saya. Jika saya tidak memilikinya, saya akan mati," kata Benoit seperti dikutip Sindonews dari Telegraph, 29/1/2017 .
"Saya tidak akan berada di sini untuk melihat anak saya membesar, saya tidak akan berada di sini untuk menjadi tua dengan suami saya. Ini adalah hal yang tidak saya inginkan dalam hidup dan saya tidak ingin itu terjadi," imbuhnya.
Operasi transplantasi itu berlangsung pada April 2016 namun baru dipublikasikan sembilan bulan kemudian.
"Ini adalah operasi yang sangat berani dan sangat menantang tapi Melisa sedang sekarat di depan mata kita. Kami harus membuat keputusan kerana Melissa akan mati malam itu. Melissa memberikan kami keberanian untuk melakukannya," kata salah satu doktor bedah yang ikut dalam operasi itu Dr Shaf Keshavjee.
"Paru-paru barunya berfungsi dengan baik dan menggelembung dengan mudah. Sempurna," kata pakar bedah toraks Dr Marcelo Cypel.
No comments:
Post a Comment