Tuesday, February 14, 2017

5,000 Doktor Mogok Hingga Puluhan Pesakit Meninggal

13/2/17

 
AFP PHOTO-uma Oluga (kiri) dan Chairman KPMDU Samuel Oroko (tengah) dan Allan Ochanji (kanan) digiring dengan tangan digari,  13/2/2017 . 
 
NAIROBI   - Hakim di Mahkamah Nairobi, menjatuhkan hukuman satu bulan penjara kepada tujuh doktor pengurus syarikat pekerja kedoktoran di Kenya.

Seperti diberitakan AP, Isnin (13/2/2017), hukuman itu dijatuhkan menyusul belum berakhirnya aksi mogok dari ribuan doktor di rumah-rumah sakit pemerintah sejak dua bulan terakhir.

Aksi mogok tersebut telah menyebabkan puluhan orang meninggal dunia, akibat tak boleh mendapat penanganan perubatan yang memadai.
Hakim Hellen Wasilwa menegaskan, dia tak boleh lagi menunda keputusan itu seperti yang dia lakukan sebelumnya, saat meminta para doktor untuk menyerukan penghentian aksi. 

AFP memberitakan, tiga di antara tujuh pegawai syarikat pekerja yang dipenjara adalah, Sekjen Kenya Medical Practitioners and Dentists Union's (KPMDU) doktor Ouma Oluga, serta dua chairman KPMDU, doktor Samuel Oroko, dan doktor Allan Ochanji.

Tercatat, setidaknya 5,000 doktor terlibat dalam aksi mogok di negeri itu.
Mereka menuntut pembayaran gaji yang lebih baik, dan mengugat buruknya kebijakan negara untuk kesihatan warga di negara itu.
"Mahkamah  ini menolak untuk meninjau ulang keputusannya untuk menjatuhkan hukuman satu bulan penjara. Anda boleh mulai menjalani masa hukuman sekarang," kata hakim perempuan itu.

"Semua ini adalah perintah mahkamah," tegas dia lagi.
Terkait aksi mogok tersebut, para doktor menginginkan agar pemerintah menerapkan kebijakan peningkatan  gaji seperti yang telah disepakati pada tahun 2013.
Dalam kesepakatan itu disebutkan bahwa upah para doktor akan dinaikkan sebesar 180 peratus.

Saat ini, para doktor menerima gaji pokok sebesar 400-850 dollar AS   sebulan 
Pemogokan ini telah menyebabkan kelumpuhan nyaris total di sektor kesihatan di Kenya.  Banyak orang diyakini meninggal  kerana kurangnya layanan perubatan ketika darurat.

Di awal bulan Disember, Presiden Uhuru Kenyatta telah mengatakan, setidaknya 20 orang meninggal sebagai dampak dari aksi mogok ini.
Kenyatta telah dua kali menyerukan agar para doktor mau kembali bekerja. 
Dalam kesempatan pertama, dia mencuba menyentuh sisi kemanusiaan para doktor, dengan menguraikan dampak dari aksi mogok tersebut.

Lalu, dalam kesempatan berikutnya, dia menawarkan kenaikan gaji sebahagian dari apa yang telah tertuang dalam kesepahaman tahun 2013.
Syarikat pekerja doktor di Kenya, yang terdiri doktor, doktor gigi, dan apoteker, tetap menolak kedua tawaran itu.

Mereka mendesak, pemerintah untuk membayar kenaikan gaji secara penuh sesuai kesepakatan tiga tahun lalu.
Di tahun 2012, para doktor di Kenya juga melakukan aksi mogok terkait buruknya layanan kesihatan di negeri itu. 

Ruang gawat darurat di Rrumah sakit umum di Kenya kerap tak dilengkapi dengan sarung tangan  getah dan ubat-ubatan yang memadai.
Belum lagi, lampu yang kerap padam memaksa para doktor menggunakan lampu telepon ketika sedang melakukan pembedahan.  
 Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment