Saturday, February 18, 2017

Gara-gara Keguguran, Wanita Ini Dihukum 30 Tahun Penjara

18/2/17

AP/Independent
Sonia Tabora ketika disambut keluarganya ketika dibebaskan dari sebuah penjara di El Salvador.

SAN SALVADOR   - Sebuah mahkamah di El Salvador membebaskan seorang wanita yang dijatuhkan hukuman penjara 30 tahun setelah mengalami keguguran ketika berada di ladang.

Keputusan mahkamah ini merupakan pertanda bahwa negeri yang dianggap sebagai tempat terburuk bagi hak-hak reproduksiwanita sedang  berubah.

Sonia Tabora baru berusia 20 tahun saat harus melahirkan ketika kehamilannya baru berusia tujuh bulan. Ketika itu dia melahirkan anaknya   di sebuah ladang kopi.

Keluarganya menemui Sonia dalam kondisi pengsan berlumuran darah, sementara bayinya ditemui dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Keluarga Sonia lalu membawanya  ke sebuah klinik kesihatan kerana khuatir nyawa ibu muda itu tak tertolong.

Namun, para doktor malah menuduh Sonia menggugurkan kandungannya, yang saat itu sangat ilegal di El Salvador.

Dalam kondisi yang masih lemah, Sonia ditahan  di ranjangnya dan pihak klinik memanggil polis .

Dengan dukungan para aktivis yang memperjuangkan penghapusan undang-undang anti-aborsi, Sonia akhirnya dibebaskan pada 2012.

Namun, pada akhir 2014, kasusnya ditinjau ulang oleh sebuah panel mahkamah untuk memutuskan apakah Sonia akan benar-benar dibebaskan atau dimasukkan lagi ke penjara.

Minggu ini, Pusat Hak-hak Reproduksi, melaporkan,     mahkamah sudah membatalkan semua tuduhan yang mengakibatkan Sonia dipenjara pada 12 tahun lalu.

Mahkamah bahkan mengecam pemerintah El Salvador kerana memenjarakan orang tak bersalah dan memutuskan pemerintah harus menyediakan gantirugi akibat penderitaan yang dialami Sonia.

Sonia adalah satu dari puluhan perempuan El Salvador yang menderita akibat undang-undang anti-aborsi yang diterapkan di negeri Katholik itu.

Diperkirakan antara 1998-2013 lebih dari 600 orang wanita dimasukkan ke dalam penjara hanya kerana dituduh menggugurkan janin mereka. Para perempuan yang masih menjalani hukuman akibat masalah ini kerap digelar "Las 17".

Sebenarnya situasi di El Salvador tak selalu buruk. Hingga 1998, undang-undang mengizinkan perempuan menggugurkan janin jika mereka adalah korban perkosaan, inses, atau kesihatannya tak memungkinkan untuk melahirkan.

Namun, undang-undang itu diubah akibat tekanan dari kelompok konservatif di dalam pemerintahan dengan dukungan gereja Katholik.
Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment