Friday, February 17, 2017

Kerana putus asa, wanita ini bunuh kekasihnya pakai gergaji injin

  16 Februari 2017
 
Pembunuh sadis Gabrielle P. ©2017 Telegraph
 Satu pembunuhan sadis bikin heboh masyarakat German. Seorang wanita membunuh kekasihnya sendiri dengan gergaji injin, sebelum akhirnya memutilasi kekasihnya itu dan menyembunyikan jasadnya.

Dilansir harian Independent, Khamis (16/1), pembunuhan itu dilakukan oleh seorang guru bernama Gabriele P (32). Peristiwa mengerikan tersebut berlangsung ketika keduanya sedang berhubungan badan, di mana sang kekasih sudah dalam keadaan terikat di ranjang serta mengenakan kacamata renang gelap sebagai sebahagian dari permainan seks mereka.

Pembunuhan itu   terjadi pada Disember 2008 lalu, berdasarkan pengakuan terdakwa, yang  ketika itu masih berusia 23 tahun. Polis  sendiri baru menemui jasad korban yang teridentifikasi bernama Alex H (28) setahun lalu, di taman sebuah rumah Kota Munich tempat keduanya tinggal bersama.

Jaksa penuntut umum menyebut pasangan ini sempat berhubungan badan sebelum terdakwa membunuhnya dengan gergaji injin yang membelah dadanya. Dia mati akibat luka berat di tubuh bahagian atas, sebelum dimutilasi oleh kekasihnya sendiri.

Gabrielle, yang bekerja sebagai guru honorer ketika kejadian, mengakui pembunuhan atas Alex yang merupakan mahasiswa jurusan sastra tersebut. Namun, dia beralasan tindakan itu dilakukannya tanpa disengaja kerna merasa depresi.

Terdakwa mengaku terdorong menghabisi nyawa kekasihnya akibat putus asa, lelaki yang lebih tua beberapa tahun serta memaksanya untuk melakukan 'permainan seks yang menghina'. Hal itu dikatakannya di hadapan mahkamah sesaat setelah sidang dibuka.

Keduanya bertemu saat Gabrielle masih berusia 16 tahun. Setelah umurnya beranjak 18 tahun, mereka pindah ke rumah peninggalan neneknya untuk tinggal bersama, namun hubungan keduanya berubah menjadi seperti neraka.

"Dia menjadi dua orang berbeda. Yang satu membuat saya jatuh cinta kerana berpendidikan dan lucu," katanya.

Namun, sisi lain Alex membuatnya melakukan aktiviti seksual yang membuatnya merasa tidak selesa. Untuk mengungkap rasa depresi itu, peguam Gabrielle   merancang untuk membuka buku harian, di mana terdakwa mencatat perbuatan korban untuk melakukan hubungan badan dengan cara aneh.

Pada Disember 2008, pertengkaran keduanya semakin hebat dan Gabrielle mengusir kekasihnya keluar dari rumah. Namun beberapa saat kemudian mereka rujuk dan mengizinkan Alex kembali ke pelukannya, di mana jaksa penuntut meyakini terdakwa berusaha terlihat ingin bersama kembali dan telah merencanakan pembunuhan itu.

Malamnya, Alex menutup matanya sendiri dengan memasangkan kacamata renang yang sudah dibungkus plester dan meminta Gabrielle mengikatnya dengan kuat di ranjang. Setelah merasa ikatannya kencang, di situlah terdakwa menggergaji dadanya hingga terbuka.

Berdasarkan pengakuannya, gergaji itu sudah berada di dalam kamar kerana keduanya memang sedang melakukan renovasi, dan satu-satunya benda yang ada di dekatnya. Setelah menyedari kekasihnyamati,  dia langsung menutup jasadnya dan langsung keluar dan dibiarkan tergeletak begitu saja selama enam bulan.

Setelah itu, dia membawa kekasih barunya Christian K ke dalam rumah, dan melihat jasad itu. Tanpa melaporkan kejadian tersebut, Christian malah membantu terdakwa menguburnya di taman.

Christian sendiri sudah dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan penjara akibat menyembunyikan jasad tersebut dalam sidang berbeda. Dalam keputusan hakim, dia disebutkan membantu terdakwa menyembunyikan mayat yang sudah tidak dicintai Gabrielle.

Hilangnya Alex  membuat khuatir orangtua angkatnya, namun Gabrielle berhasil meyakinkan mereka bahwa Alex memilih pergi ke Rumania bersama pacar barunya, dan memutus perhubungan.

"Gabi sudah berbohong. Saya lihat ke matanya dan saya menyedari dia benar-benar monster berdarah dingin," ujar ibu angkat Alex, Thea E, yang mengaku menghabiskan waktunya bertahun-tahun demi menemukan putra angkatnya itu. [tyo] 
Sumber:Merdeka.com

No comments:

Post a Comment