Wednesday, February 1, 2017

Menteri Kehakiman : Pengedar Dadah Bukan Manusia

Rabu, 1 Februari 2017
 
TED ALJIBE / AFP - Petugas kamar mayat mengangkut jasad seorang suspek pengedar dadah yang mati  dalam baku tembak dengan polis  di Manila, Filipina.

MANILA   - Menteri kehakiman Filipina, Rabu (1/2/2017), membantah tuduhan bahwa  polis  negeri itu melakukan jenayah kemanusiaan kerana membunuh ribuan suspek pengedar dadah.

"Para penjenayah, gembong dadah , pengedar dadah, mereka bukan manusia. Mereka bukan manusia," kata menteri kehakiman Vitaliano Aguirre.

"Dengan kata lain, bagaimana kami boleh melakukan kejahatan kemanusiaan  ketika perang kami melawan gembong dadah, pengedar dadah, dan para penagih.   Apakah anda fikir mereka manusia? Bagi saya mereka bukan (manusia)," Aguirre menegaskan.

Sebelumnya, Amnesti Internasional menuding  polis  Filipina membunuh ramai orang tak bersalah atau membayar orang lain untuk melakukan pembunuhan.

Semua kegiatan ini dilakukan  polis  Filipina dalam rangka memenuhi kebijakan perang melawan dadah yang dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte.

"Polis  berperilaku layaknya pelaku penjenayah padahal seharusnya mereka menegakkan  undang-undang
Polis  mendakwa telah membunuh 2,555 orang sejak Duterte berkuasa tujuh bulan lalu dan mengobarkan perang melawan dadah. Sementara, lebih dari 4,000 orang lainnya mati dalam situasi yang tak boleh dijelaskan.

Seperti halnya Aguirre, Duterte berulang kali menegaskan kebijakannya membunuh para suspek pengedar dadah bukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Kejahatan kemanusiaan? Pertama-tama, izinkan saya berkata jujur, apakah mereka manusia? Apa definisi anda tentang manusia?" ujar Duterte pada Ogos tahun lalu.

"Hak asasi manusia? Gunakan kata itu dalam konteks yang tepat jika anda pandai," tambah Duterte.

Sebulan setelah pernyataan ini, Duterte mengatakan, dia akan senang jika boleh membunuh 3 juta suspek  pengedar dadah.

Dia bahkan menyamakan aksinya ini dengan usaha Adolf Hitler memusnahkan bangsa Yahudi di Eropah.
 Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment