Monday, April 10, 2017

Doktor Sweden sebut video serangan gas kimia di Syria palsu

10/4/17

 
 serangan gas di Syria. ©2017 REUTERS
 Presiden Amerika Syarikat Donald Trump Jumaat lalu memerintahkan militer AS menyerang pengkalan udara Syria dengan melancarkan 50 rudal tomahawk. Keputusan itu dipicu setelah peristiwa serangan gas kimia di Kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, Syria minggu  lalu yang membunuh  puluhan penduduk awam.

Tak lama setelah peristiwa itu terjadi beredarlah rakaman video dan foto-foto korban pendudukm awam serangan gas kimia di dunia maya. Video yang memperlihatkan aktivis pegiat kemanusiaan White Helmets sedang menolong para korban itu beredar viral.

Melalui pemberitaan media arus utama negara Barat macam CNN, Reuters, BBC, Daily Mail dan seterusnya, militer Syria dituding pelaku serangan gas kimia itu meski tanpa bukti yang cukup. Dunia internasional mengutuk serangan gas kimia itu dan Trump pun mengecam Presiden Syria Basyar al-Assad hingga akhirnya memutuskan menyerang Syria dengan rudal meski sekali lagi tanpa bukti sahih.

Namun tidak seluruh dunia mengecam Assad dan militer Syria, kelompok doktor menamakan diri Doktor Sweden untuk Hak Asasi atau Swedish Doctors For Human Right (swedhr.org) menganalisis video mangsa serangan gas kimia yang menjadi alasan Trump menyerang Syria itu.
    REUTERS

Dikutip dari laman Veterans Today minggu lalu, para doktor menemukan video itu dibuat-buat alias palsu dan bahkan terdengar instruksi dalam bahasa Arab yang menyuruh anak-anak korban serangan gas itu posisinya diatur untuk keperluan rakaman video bukan untuk  rawatan.

SWDHR bahkan jelas-jelas menyebut justru para doktor pegiat kemanusiaan White Helmets itu adalah pembunuh anak-anak di dalam video tersebut.

Pasukan doktor SWDHR selanjutnya mengatakan, setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata kanak-kanak di video itu pengsan kerana overdosis candu/opium. Video juga memperlihatkan seorang kanak-kanak disuntik di bahagian dada   dekat jantung dan akhirnya mati ketika suntikan berisi cairan palsu itu masuk ke tubuhnya.

Analisis para doktor SWDHR menyatakan video itu dimaksudnya memperlihatkan penyelamatan akibat serangan gas kimia beracun, termasuk suntikan dengan jarum panjang ke bahagian jantung seorang kanak-kanak. Itu bukan cara penangan korban serangan gas kimia yang sepatutnya.

"Cara penanganan terhadap kanak-kanak itu sangat sembrono dan membahayakan sehingga boleh menyebabkan luka serius," kata SWDHR.

"Petugas perubatan berkali-kali menyuntik ke arah jantung dan pada ketika ini  boleh kita sebut mereka adalah aktor. Ketika itu mereka gagal menyuntik dengan betul menggunakan jarum panjang seperti yang terlihat jelas di video."
 REUTERS

"Hasil dari diagnosa secara   mata kasar terhadap video oleh para doktor pakar sebenar," kata SWDHR, "mengindikasikan si kanak-kanak menderita kerana kecanduan opium. Tidak terlihat bukti dia terkena gas kimia dari sejak awal video White Helmets itu."

"Selain itu, dalam teks terjemahan video itu yang dipalsukan, terdengar ucapan dalam bahasa Arab yang menyuruh kanak-kanak itu diposisikan sesuai keperluan pembuatan video, bukan untuk penanganan medis."
Disunting dari Merdeka.com oleh idahsalam

No comments:

Post a Comment