Thursday, April 6, 2017

Misteri Hilangnya Kanak-kanak 20 Tahun Silam Terjawab, Apa yang Terjadi?

  06/04/2017
Foto Peter Jr, kanak-kanak yang dilaporkan hilang 20 tahun lalu di Honolulu, Hawaii, (www.kitv.com)
HONOLULU  - Seorang ayah dari kanak-kanak yang hilang 20 tahun lalu di Honolulu, Hawaii, Amerika Syarikat, akhirnya mengaku bersalah telah menyebabkan anak itu meninggal dunia.

Pengakuan itu diungkapkan Rabu (5/4/2017) sebagai sebahagian dari kesepakatan Jaksa, yang mengharuskan dia menunjukkan lokasi penguburan anak tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Peter Kema Sr. juga mengaku bersalah terkait perbuatannya yang menghalangi penuntutan.

Kema setuju untuk menjalani hukuman penjara selama 20 tahun, dengan hukuman wajib selama enam tahun delapan bulan, jika dia membantu pihak berwenang menemukan sisa-sisa anaknya, Peter Jr..
Ketika hilang, Peter Jr berusia enam tahun. 
Jika Kema ternyata menolak bekerja sama, jaksa boleh mengajukan tuntutan hukuman penjara hingga 25 tahun.

Hal itu diungkapkan Jaksa dari Hawaii County Ricky Damerville.
"Perkara ini belum akan berakhir hingga kita menemui sisa jasad korban," ungkap jaksa usai persidangan. 
Peter Kema tidak mengungkapkan keterangan terperinci tentang hal itu dalam perbicaraan tersebut.

Dia hanya memberikan jawaban "iya", ketika hakim menanyakan apakah ia lalai memberikan  rawatan medis hingga menyebabkan kematian si anak.
Para akhir tahun 1990-an, dan memasuki dekade 2000-an, anak yang dikenal dengan sebutan "Peter Boy," menjadi material iklan pencarian anak hilang dan korban kekerasan.
Banyak poster dan stiker bertebaran di penjuru wilayah Hawaii bertuliskan, "So where's Peter?"

Kema dan sang isteri, Jaylin, sudah lama dicurigai terlibat dalam hilangnya anak laki-laki ini.
Namun, jaksa penuntut mengaku tak mengantongi cukup bukti untuk mendakwa mereka, hingga akhir tahun lalu.
Saat itu, dewan juri dalam perkara ini mengindikasikan bahwa kedua orang itu terkait dengan kes pembunuhan. 

Jaylin Kema mengaku bersalah tahun lalu. Hal itu sekaligus menjadi konfirmasi pertama yang menegaskan bahwa anak itu telah meninggal dunia. 
Dalam pertukaran untuk hukuman satu tahun, dia setuju untuk melepaskan hak istimewa pernikahan, dan bersaksi terhadap suaminya di mahkamah.
Dia setuju dengan fakta yang diungkap jaksa di mahkamah tentang kelalaian dalam merawat anak dan kegagalan memberi perawatan medis hingga berakhir dengan kematian.  

Di tahun 1996 dan 1997, sejumlah anggota keluarga besar yang kini sebagian besar telah meninggal dunia, sudah mengungkapkan kekhuatiran mereka bahwa sang ayah melakukan kekerasan terhadap Peter Jr.

Luka di tangan ditinggalkan tanpa  rawatan, hingga bernanah dan boleh dimasukkan jari dialami bocah itu. Kesaksian itu diberikan oleh salah salah satu anggota keluarga, Damerville, tahun lalu.
Selain tak memiliki insurans  kesihatan, Jaylin Kema juga tak memberikan  rawatan kesihatan serta tak melaporkan kekerasan yang dilakukan suaminya. Alasannya, perempuan itu takut dengan sang suami. Demikian kata Damerville.

Di suatu masa, antara bulan Mei dan Jun  1997, putri mereka yang berusia empat tahun mendengar Jaylin Kema memanggil suaminya. Menurut saksi mata, anak itu melihat orang tuanya berusaha membangunkan Peter. 
Gadis kecil itu pun lalu melihat abangnya diletakkan di dalam kotak, kata Damerville.

Otoriti Kejaksaan percaya anak itu meninggal akibat kurangnya  rawatan perubatan. Jaksa pun tak percaya Jaylin Kema tahu di mana Peter dikuburkan. 
Peter Kema sempat mengaku kepada aparat bahwa anak itu dibawa ke Oahu, dan memberikannya kepada seseorang bernama "Aunty Rose Makuakane" untuk adopsi informal.

Empat tahun silam, Jaksa dari Hawaii County Mitch Roth berjanji akan mengungkap misteri tak terselesaikan ini.

Roth mengatakan, tanpa penemuan tubuh korban, kelanjutan kes yang melibatkan pasangan suami-isteri itu akan sukar berlanjut. 
"Berita  baik muncul saat isteri Kema setuju untuk memberikan kesaksian melawan suaminya," kata Roth. 

Roth pun hadir di dalam persidangan dan duduk berdampingan dengan kakek kandung Peter Jr.
"Kini kita semua boleh mengetahui kebenarannya," ungkap Roth.
"Ini pun menjadi jawaban untuk pertanyaan publik, where is Peter Boy?" tegas Roth.
 Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment