12/04/2017
NEW YOKR – Sebelas
juta orang memerlukan bantuan makanan di Somalia, Kenya, dan Etiopia –
tiga negara yang dilanda kemarau, kata Dana Anak PBB ( UNICEF) dan Program Pangan Dunia (WFP).
"Di Benua Afrika, terjadi kemarau parah yang mempengaruhi tiga
negara, yaiti Somalia, Kenya, dan Etiopia. Di tiga negara ini, kami
menyaksikan 11 juta orang memerlukan bantuan mendesak," kata Direktur
Regional WFP untuk Afrika Tengah dan Timur, Valerie Guarnieri di New
York, AS, Selasa (11/4/2017).
Pegawai wanita tersebut menambahkan, kelaparan mempengaruhi
100,000 orang, termasuk 20,000 anak kecil, di dua daerah yang dilanda
konflik di Sudan Selatan.
"Sudan Selatan tidak secara langsung dipengaruhi oleh kemarau kecuali
sedikit wilayahnya. Tapi terjadi krisis besar di Sudan Selatan, sejak
perang saudara meletus pada Disember 2013," kata Guarnieri.
Leila Pakkala, Direktur Regional UNICEF
untuk Afrika Selatan dan Timur – yang menjadi tuan rumah penjelasan
itu, mengatakan, di Somalia data awal menunjukkan peningkatan jumlah
anak kecil yang terserang kolera atau diare akut berair (AWD).
"Gabungan mematikan kolera dan penyakit lain semacam itu ditambah
gizi buruk parah" menewaskan sangat banyak anak kecil saat kelaparan
2011, kata Guarnieri.
"Kami tahu anak kecil tidak meninggal cuma akibat kekurangan makanan," kata Leila Pakkala.
"Mereka meninggal kerana mereka minum air yang tercemar. Mereka tak
mendapat vaksin . Mereka tak memiliki akses ke perawatan kesihatan dan
mereka sangat lebih rentan terhadap penyakit seperti campak, malaria,
diare dan kami melihat, kolera," ujarnya lagi.
"Situasi di Somalia ditambah parah oleh pengungsian besar (banyak
keluarga) yang kami saksikan. Banyak keluarga pindah bukan cuma di
Somalia tapi juga di Etiopia," katanya.
Rakyat di wilayah itu pindah dalam jumlah ramai. Lebih dari 440,000
orang telah kehilangan tempat tinggal di Somalia sejak November 2016.
Selain mereka, sebanyak 1.1 juta orang sudah meninggalkan kediaman mereka, kata UNICEF.
Di Ethiopia, tak kurang dari 350,000 orang saat ini berada di lokasi
penampungan sementara akibat kemarau, dan di Sudan Selatan penduduk yang
mengungsi secara keseluruhan berjumlah 1.9 juta.
Sebanyak 1.6 juta orang lagi mengungsi ke negara tetangga Sudan
Selatan, 50 peratus di antara mereka adalah perempuan dan anak kecil,
kata badan PBB tersebut.
Leila Pakkala mengatakan dengan pengungsian itu, anak-anak khususnya menghadapi masalah selain keperluan akan makanan dan air.
"Anak-anak menghadapi resiko akibat dan rentan terhadap eksploitasi
serta pelecehan dan terpisah dari anggota keluarga mereka," katanya.
"Kami telah menyaksikan tanda peningkatan kekerasan yang berlandaskan
gender di Somalia dan Sudan Selatan dan kami sekarang memusatkan
perhatian pada jaminan bahwa saat masyarakat pindah, anak-anak tidak
terpisah, terutama saat mereka menyeberangi perbatasan."
UNICEF dan WFP telah meminta dana untuk membantu korban di wilayah tersebut.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment