Wednesday, May 10, 2017

Fidget Spinner, mainan untuk melemahkan kanak-kanak Palestin

Selasa, 9 Mei 2017 
 
 Fidget Spinner. ©2017 gadgetflow.com
 Anda kenal mainan Fidget Spinner? Benda plastik mirip baling-baling dengan tiga sisi bundar dan tengah berisi bantalan peluru itu sedang naik daun. Banyak yang merasa memainkannya boleh melepas stres. Lainnya menyatakan baik buat melatih konsentrasi. Bakinya menyatakan tidak berguna dan cuma membuat orang tidak fokus.

Meski begitu, ternyata benda ini bukan saja-saja dibuat. Niat awalnya ternyata supaya mainan ini boleh melemahkan semangat juang kanak-kanak Palestin .

Dilansir dari surat khabar Haaretz, Selasa (9/5), pereka di balik Fidget Spinner adalah seorang warga Amerika Syarikat, Catherine Hettinger. Dalam sebuah wawancara, dia mengenang kembali alasan membuat mainan itu.

Ternyata, pada 1980-an, Hettinger bertandang ke Israel mengunjungi kakaknya.  Ketika itu sedang bergelora gerakan perlawanan terhadap Zionis oleh orang-orang Palestin , dikenal dengan istilah Intifada.

Hettinger menyaksikan bagaimana saban hari muda-mudi dan kanak-kanak Palestin  berlawan dengan polis  dan tentera Israel. Orang-orang Palestin  itu melawan bermodalkan batu. Dia lantas mendapat idea membuat benda yang boleh meredam para pemuda Palestin  melempar batu.

"Awalnya saya mereka bentuk benda seperti batu yang lunak, sehingga kanak-kanak boleh melemparnya. Memang mulanya itu untuk menyampaikan pesan perdamaian," kata Hettinger.

Lantas Hettinger kembali ke kampung halamannya di Orlando, Florida. Reka bentuk awal mainan itu dia ubah menjadi mirip baling-baling yang boleh berputar.

Hettinger lantas mematenkan benda itu pada 1997. Namun sayang tak ada yang tertarik menjualnya, termasuk kilang mainan besar, Hasbro. Dia juga tidak punya wang buat memperbarui hak patennya sembilan tahun kemudian. Biaya ditetapkan sebesar USD 400.

Meski begitu, mainan karya Hettinger meledak sejak akhir tahun lalu. Semua orang gemar memainkannya. Mulai dari pekerja pejabat hingga kanak-kanak sekolah rendah.
 sumber:Merdeka.com 

No comments:

Post a Comment