Sunday, June 18, 2017

Lelaki Pelihara Singa Jantan untuk Menjaga Rumah

 18/06/2017
Tobie Bird dan Lobengula, singa jantan berusia tiga tahun yang menjaga peternakannya.(Tobie Bird/Telegraph)
 
PRETORIA  - Jika sebahagian besar orang memelihara anjing untuk menjaga rumah mereka dari ancaman bahaya maka seorang petani asal Afrika Selatan ini memilih hewan lain untuk keperluan ini.
Tobie Bird (46) dan isterinya Christolien (31) mendaftarkan Lobengula untuk menjaga peternakan mereka di daerah Hopetown, negara  Free State, Afrika Selatan.

Siapa Lobengula? Dia adalah seekor singa jantan berusia tiga tahun yang akhirnya "dipekerjakan" sebagai penjaga keselamatan setelah Tobie menerima ancaman bulan lalu.
"Saya sedang berada di rumah sakit ketika itu dan saya tak boleh memikirkan cara lain untuk melindungi keluarga saya," ujar Tobie yang juga adalah mantan seorang polis  .

Lobengula, yang ertinya 'laki-laki berperisai panjang' itu dibawa ke peternakan Tobie ketika dia berusia satu tahun.
Namun, di peternakan itu Lobengula malah ditolak dan diserang singa- singa lain di peternakan itu hingga cedera parah.
Peternakan milik Tobie memang bukan peternakan biasa tetapi merupakan sebuah game farm, yaitu sebuah tempat yang memang digunakan untuk memelihara hewan liar yang nantinya dilepaskan kembali ke alam bebas atau dijual.

Tobie kemudian memanggil seorang doktor hewan untuk memeriksa Lobengula dan sang doktor menyarankan agar singa itu disuntik mati kerana lukanya yang parah.

"Saya tak tega melakukannya. Saya taruh dia di garasi dan doktor memberi Lobengula infus," kenang Tobie.
"Setelah enam minggu, saya mencuba memberinya potongan kecil daging untuk dia makan. Namun, dia tak boleh berdiri kerana masih terlalu lemah," tambah Tobie.

Satu hari, sekitar tiga minggu setelah Lobengula diserang, Tobie membuka pintu garasi dan tiba-tiba hewan itu melompat keluar.
"Saya dan isteri saya sangat ketakutan ketika itu. Bagaimanapun dia adalah seekor singa. Dia tak pernah jadi hewan peliharaan. Dia dibesarkan induknya di alam liar," ujar Tobie.

"Tapi yang dilakukan Lobengula hanya datang, mengendus kami, dan menggosokkan surainya di kaki saya. Dia lalu menghampiri isteri saya dan melakukan hal yang sama sebelum dia jatuh," lanjut Tobie.
"Jadi kami tidak mengadopsi Lobengula, dia yang mengadopsi kami," Tobie menegaskan.

Lobengula lalu dipindahkan ke sebuah kandang seluas tiga hektar, tetapi ketika Tobie menyedari ada ancaman terhadap keluarganya dia memutuskan untuk membuka pintu kandang itu di malam hari sehingga Lobengula boleh berkeliling menjaga kediamannya.
"Ini bukan langkah kekal. Kami hanya ingin Lobengula berada di kawasan yang selamat bagi dia, inilah yang boleh kami lalukan untuknya sekarang," kata Tobie.

"Dia adalah hewan yang istiwewa dengan keperibadian yang sangat istimewa," tambah Tobie.
Tobie melanjutkan, dia dan isterinya memutuskan tak akan berjalan-jalan di luar rumah saat Lobengula tengah berjaga.
Tobie juga  memastikan selalu ada pagar pembatas antara mereka dan Lobengula.

"Dia belum lama ini memangsa seekor jerapah dewasa. Jika kami keluar saat dia berkeliaran, kemungkinan besar dia akan membunuh kami," kata Tobie.
"Satu-satunya perbedaan antara singa jinak dan singa liar adalah singa jinak sudah tak takut lagi melihat manusia," ujarnya.
Asosiasi Predator Afrika Selatan mengatakan, pihaknya tak merekomendasikan menggunakan singa sebagai penjaga keselamatan

Namun,sejauh semua persyaratan terkait cara memelihara singa terpenuhi maka keputusan itu sepenuhnya berada di tangan peternak.
Pada April lalu, seorang kanak-kanak 11 tahun diserang seekor " singa jinak" di sebuah peternakan di luar kota Elisras, Afrika Selatan.
Kristian Prinsloo, nama kanak-kanak itu, sempat diterbangkan ke rumah sakit tetapi meninggal dunia akibat luka-lukanya.

Sementara itu, para peternak dan petani kulit putih mendakwa belakangan mereka mendapat ancaman pembunuhan dari orang-orang tak dikenal yang berusaha mengusir mereka dari tanah yang sudah mereka garap.
Afriforum, organisasi komuniti warga berbahasa Afrikaans, mengatakan, terjadi 357 serangan terpisah sepanjang tahun lalu dan menewaskan 74 peternak.
Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment