PRETORIA - Jika sebahagian besar orang memelihara anjing untuk menjaga rumah mereka dari ancaman bahaya maka seorang petani asal Afrika Selatan ini memilih hewan lain untuk keperluan ini.
Tobie
Bird (46) dan isterinya Christolien (31) mendaftarkan Lobengula untuk
menjaga peternakan mereka di daerah Hopetown, negara Free State,
Afrika Selatan.
Siapa Lobengula? Dia adalah seekor singa jantan berusia tiga tahun yang akhirnya "dipekerjakan" sebagai penjaga keselamatan setelah Tobie menerima ancaman bulan lalu.
"Saya
sedang berada di rumah sakit ketika itu dan saya tak boleh memikirkan
cara lain untuk melindungi keluarga saya," ujar Tobie yang juga adalah
mantan seorang polis .
Lobengula, yang ertinya 'laki-laki berperisai panjang' itu dibawa ke peternakan Tobie ketika dia berusia satu tahun.
Namun, di peternakan itu Lobengula malah ditolak dan diserang singa- singa lain di peternakan itu hingga cedera parah.
Peternakan
milik Tobie memang bukan peternakan biasa tetapi merupakan sebuah game
farm, yaitu sebuah tempat yang memang digunakan untuk memelihara hewan
liar yang nantinya dilepaskan kembali ke alam bebas atau dijual.
Tobie kemudian memanggil seorang doktor hewan untuk memeriksa Lobengula dan sang doktor menyarankan agar singa itu disuntik mati kerana lukanya yang parah.
"Saya tak tega melakukannya. Saya taruh dia di garasi dan doktor memberi Lobengula infus," kenang Tobie.
"Setelah
enam minggu, saya mencuba memberinya potongan kecil daging untuk dia
makan. Namun, dia tak boleh berdiri kerana masih terlalu lemah," tambah
Tobie.
Satu hari, sekitar tiga minggu setelah Lobengula diserang, Tobie membuka pintu garasi dan tiba-tiba hewan itu melompat keluar.
"Saya dan isteri saya sangat ketakutan ketika itu. Bagaimanapun dia adalah seekor singa. Dia tak pernah jadi hewan peliharaan. Dia dibesarkan induknya di alam liar," ujar Tobie.
"Tapi
yang dilakukan Lobengula hanya datang, mengendus kami, dan menggosokkan
surainya di kaki saya. Dia lalu menghampiri isteri saya dan melakukan
hal yang sama sebelum dia jatuh," lanjut Tobie.
"Jadi kami tidak mengadopsi Lobengula, dia yang mengadopsi kami," Tobie menegaskan.
Lobengula
lalu dipindahkan ke sebuah kandang seluas tiga hektar, tetapi ketika
Tobie menyedari ada ancaman terhadap keluarganya dia memutuskan untuk
membuka pintu kandang itu di malam hari sehingga Lobengula boleh
berkeliling menjaga kediamannya.
"Ini bukan langkah kekal. Kami
hanya ingin Lobengula berada di kawasan yang selamat bagi dia, inilah yang boleh kami lalukan untuknya sekarang," kata Tobie.
"Dia adalah hewan yang istiwewa dengan keperibadian yang sangat istimewa," tambah Tobie.
Tobie melanjutkan, dia dan isterinya memutuskan tak akan berjalan-jalan di luar rumah saat Lobengula tengah berjaga.
Tobie juga memastikan selalu ada pagar pembatas antara mereka dan Lobengula.
"Dia
belum lama ini memangsa seekor jerapah dewasa. Jika kami keluar saat
dia berkeliaran, kemungkinan besar dia akan membunuh kami," kata Tobie.
"Satu-satunya perbedaan antara singa jinak dan singa liar adalah singa jinak sudah tak takut lagi melihat manusia," ujarnya.
Asosiasi Predator Afrika Selatan mengatakan, pihaknya tak merekomendasikan menggunakan singa sebagai penjaga keselamatan
Namun,sejauh semua persyaratan terkait cara memelihara singa terpenuhi maka keputusan itu sepenuhnya berada di tangan peternak.
Pada April lalu, seorang kanak-kanak 11 tahun diserang seekor " singa jinak" di sebuah peternakan di luar kota Elisras, Afrika Selatan.
Kristian Prinsloo, nama kanak-kanak itu, sempat diterbangkan ke rumah sakit tetapi meninggal dunia akibat luka-lukanya.
Sementara
itu, para peternak dan petani kulit putih mendakwa belakangan mereka
mendapat ancaman pembunuhan dari orang-orang tak dikenal yang berusaha
mengusir mereka dari tanah yang sudah mereka garap.
Afriforum,
organisasi komuniti warga berbahasa Afrikaans, mengatakan, terjadi 357
serangan terpisah sepanjang tahun lalu dan menewaskan 74 peternak.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment