2/6/17
BEIJING - Masih ingat dengan berita terbakarnya sebuah bas di dalam terowongan di Taojiakuang, di China, 9 Mei 2017 lalu?
Kecelakaan itu mengakibatkan 11 murid taman didikan kanak-kanak yang
sedang dalam perjalanan menuju sekolah internasional di Provinsi
Shandong maut terpanggang.
Seperti diberitakan AFP, pihak terkait di China baru mengungkapkan hasil penyiasatan kepada publik, Jumaat (2/6/2017).
Kesimpulan penyiasatan itu sungguh mengejutkan. Disebutkan,
kecelakaan itu ternyata sengaja dilakukan oleh pemandu bas yang kesal
kerana kehilangan upah lemburnya.
Pemandu dan seorang guru wanita juga maut di dalam bas yang meletus dan terbakar itu.
Pegawai China mengatakan para korban adalah kanak-kanak berusia antara tiga dan enam tahun. Lima dari Korea Selatan dan enam dari China.
Namun kedutaan Korea Selatan mengatakan, 10 anak Korea Selatan, termasuk lima dengan berkewarganegaraan ganda.
Pemerintah Kota Weihai, di mana tragedi tersebut terjadi,
mengatakan hasil penyiasatan menyimpulkan bahwa api muncul kerana
pembakaran yang dilakukan oleh pemandu.
"Pemandu tidak puas hati kerana wang lembur dan tunjangan shift malam dihentikan, menyebabkan pendapatannya turun," kata pihak Pemerintah Kota Weihai di akun microblogging Weibo.
Sopir membawa bensin ke dalam bus. Api itu pun diketahui berasal dari dekat tempat duduk pemandu.
Sebuah topi ditemukan dekatnya bersama dengan residu minyak.
Pihak berwenang mengesampingkan dugaan korsleting atau kecelakaan lalu lintas sebagai sebab potensial musibah itu.
Kendati demikian, keluarga para korban dari Korea Selatan menyangsikan penemuan resmi yang mempersalahkan kecelakaan itu kepada pemandu.
"Penyiasat
tidak melihat keadaan kenderaan tersebut, termasuk berapa umurnya,
sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan itu," kata Kim Mi-Suk, ayah
salah satu korban, yang dikutip kantor berita Yonhap.
"Penjelasan yang tidak meyakinkan dari Pemerintah China memberi kesan bahwa mereka mencuba membingkainya sebagai kesalahan pemandu," kata Kim lagi.
"Pemandu itu ditemui di tengah kerusi penumpang, menunjukkan
bahwa dia mungkin telah mencuba menyelamatkan kanak-kanak yang terperangkap di
belakang kenderaan."
Ayah korban lainnya, Lee Jung-Kyu,
mengatakan karakterisasi pemandu yang disebut penyelidik mengalami
masalah mental tidaklah benar.
"Saya tahu dia adalah orang yang menyenangkan dan selalu menyapa kanak-kanak dan orang tua."
"Dia bukan orang yang akan melakukan hal seperti itu kepada anak-anak yang telah dikenalnya lebih dari dua tahun," kata Lee.
Lee lalu menegaskan, pihak keluarga akan mengajukan permintaan agar pemeriksaan dalam kes ini dapat diulang.
Sumber:KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment