Monday, July 3, 2017

"Ketika Saya Menembak Osama bin Laden"

03/07/2017,
Osama bin Laden.(AP/New York Daily News)
WASHINGTON DC  - Rincian operasi rahasia untuk menangkap pemimpin kelompok Al Qaeda, Osama bin Laden, kembali dimunculkan, kali ini melalui buku berjudul The Operator karya tulisan Robert O'Neill.

O'Neill adalah salah satu anggota pasukan khusus Amerika Serikat yang diberi tugas menangkap Bin Laden, setelah CIA menerima informasi pria tersbeut bersembunyi di satu rumah di Abbottabad, Pakistan.

Operasi pada awal Mei 2011 tersebut sekaligus mengakhiri perburuan terhadap Bin Laden yang telah berlangsung selama 10 tahun.
"Pertama kali saya melihat Bin Laden adalah ia lebih tinggi dan lebih kurus dari yang saya perkirakan," kata O'Neill dalam wawancara dengan Radio BBC 5 Live.

O'Neill bersama beberapa anggota pasukan khusus berada di lantai dua rumah Bin Laden di Abbottabad.
Pertemuan pertama tersebut terjadi di kamar yang dipakai Bin Laden. Jarak antara O'Neill dan Bin Laden hanya sekitar satu meter.
"Jenggotnya lebih pendek dan berwarna abu-abu ... saya langsung mengenali (Bin Laden) dari hidungnya," kata O'Neill.

Dalam situasi ini, O'Neill berasumsi bahwa Bin Laden adalah sumber ancaman, mungkin punya rompi bom atau senjata api yang bisa dipakai untuk melawan.
"Jadi saya menembaknya dua kali di bagian wajah. Saya tembak sekali lagi di bagian wajah ketika ia tergeletak (di lantai). Semuanya berlangsung begitu cepat. Saya tak yakin apakah dia melihat saya, yang pasti saya melihat dirinya," kata O'Neill.

Ketika penembakan terjadi, di kamar ada istri Bin Laden dan tiga anak kecil.
"Sebagai seorang ayah, pikiran saya adalah anak-anak ini tak ada hubungan dengan (tindakan yang dilakukan) Bin Laden. Mestinya mereka tidak ada di sini," tambah dia.
O'Neill mengaku dia kemudian meminta anak-anak ini untuk mendekat ke istri Bin Laden yang berada di tempat tidur.

"Pada momen ini saya baru mulai sadar (bahwa saya baru saja menembak mati Bin Laden). Seorang tentara lain muncul dan bertanya apakah saya baik-baik saja. Kemudian saya jawab, ya baik-baik saja," kata O'Neill.

"Ia mengatakan, kamu baru saja menembak Osama Bin Laden," kenang O'Neill menirukan kata-kata temannya itu.
Tak lama berselang, anggota lain pasukan khusus memasuki ruangan dan mencari berbagai benda yang bisa membantu penyelidikan intelijen seperti komputer, flash disk, hard drive, dan cakram padat.

Jenazah Bin Laden kemudian dimasukkan ke kantong mayat dan pasukan khusus AS ini meninggalkan Abbotabad ke pangkalan militer di Afganistan dengan menggunakan helikopter militer.
Perjalanan kembali ke Afganistan berlangsung 90 menit dan terdapat risiko rombongan ini diserang atau ditembak sewaktu-waktu. O'Neill mengatakan perjalanan hampir 1,5 jam ini terasa berjalan sangat lambat.
"Selamat datang di Afganistan," kata sang pilot di menit ke-85 yang disambung rasa lega dari seluruh anggota pasukan khusus. 

Bin Laden dicari pemerintah AS karena organisasi yang ia dirikan Al Qaida, diyakini terlibat dalam serangan teror 11 September 2001 dan sejumlah serangan mematikan lain di berbagai negara serta menjadi inspirasi serangan teror.

Presiden AS ketika itu, Barack Obama, dan beberapa pejabat senior lain mengikuti secara langsung jalannya operasi pasukan khusus di Pakistan. Obama juga menemui seluruh anggota tim setelah tugas mencari Bin Laden dinyatakan selesai.

Jenazah Bin Laden tidak dikuburkan karena khawatir makamnya akan dijadikan sebagai tempat suci dan oleh militer AS dijatuhkan ke laut.
Sebelum dijatuhkan ke laut, jenazah Bin Laden dimandikan dan prosesi penguburan dilakukan secara Islam, menurut informasi yang dikeluarkan militer AS.
Kompas.com

No comments:

Post a Comment