03/07/2017,
WASHINGTON DC - Rincian operasi rahasia untuk menangkap pemimpin kelompok Al Qaeda, Osama bin Laden, kembali dimunculkan, kali ini melalui buku berjudul The Operator karya tulisan Robert O'Neill.
O'Neill adalah salah satu anggota pasukan khusus Amerika Serikat yang
diberi tugas menangkap Bin Laden, setelah CIA menerima informasi pria
tersbeut bersembunyi di satu rumah di Abbottabad, Pakistan.
Operasi pada awal Mei 2011 tersebut sekaligus mengakhiri perburuan terhadap Bin Laden yang telah berlangsung selama 10 tahun.
"Pertama kali saya melihat Bin Laden adalah ia lebih tinggi dan lebih
kurus dari yang saya perkirakan," kata O'Neill dalam wawancara dengan Radio BBC 5 Live.
O'Neill bersama beberapa anggota pasukan khusus berada di lantai dua rumah Bin Laden di Abbottabad.
Pertemuan pertama tersebut terjadi di kamar yang dipakai Bin Laden. Jarak antara O'Neill dan Bin Laden hanya sekitar satu meter.
"Jenggotnya lebih pendek dan berwarna abu-abu ... saya langsung mengenali (Bin Laden) dari hidungnya," kata O'Neill.
Dalam situasi ini, O'Neill berasumsi bahwa Bin Laden adalah sumber
ancaman, mungkin punya rompi bom atau senjata api yang bisa dipakai
untuk melawan.
"Jadi saya menembaknya dua kali di bagian wajah. Saya tembak sekali
lagi di bagian wajah ketika ia tergeletak (di lantai). Semuanya
berlangsung begitu cepat. Saya tak yakin apakah dia melihat saya, yang
pasti saya melihat dirinya," kata O'Neill.
Ketika penembakan terjadi, di kamar ada istri Bin Laden dan tiga anak kecil.
"Sebagai seorang ayah, pikiran saya adalah anak-anak ini tak ada
hubungan dengan (tindakan yang dilakukan) Bin Laden. Mestinya mereka
tidak ada di sini," tambah dia.
O'Neill mengaku dia kemudian meminta anak-anak ini untuk mendekat ke istri Bin Laden yang berada di tempat tidur.
"Pada momen ini saya baru mulai sadar (bahwa saya baru saja menembak
mati Bin Laden). Seorang tentara lain muncul dan bertanya apakah saya
baik-baik saja. Kemudian saya jawab, ya baik-baik saja," kata O'Neill.
"Ia mengatakan, kamu baru saja menembak Osama Bin Laden," kenang O'Neill menirukan kata-kata temannya itu.
Tak lama berselang, anggota lain pasukan khusus memasuki ruangan dan
mencari berbagai benda yang bisa membantu penyelidikan intelijen seperti
komputer, flash disk, hard drive, dan cakram padat.
Jenazah Bin Laden kemudian dimasukkan ke kantong mayat dan pasukan
khusus AS ini meninggalkan Abbotabad ke pangkalan militer di Afganistan
dengan menggunakan helikopter militer.
Perjalanan kembali ke Afganistan berlangsung 90 menit dan terdapat
risiko rombongan ini diserang atau ditembak sewaktu-waktu. O'Neill
mengatakan perjalanan hampir 1,5 jam ini terasa berjalan sangat lambat.
"Selamat datang di Afganistan," kata sang pilot di menit ke-85 yang disambung rasa lega dari seluruh anggota pasukan khusus.
Bin Laden dicari pemerintah AS karena organisasi yang ia dirikan Al
Qaida, diyakini terlibat dalam serangan teror 11 September 2001 dan
sejumlah serangan mematikan lain di berbagai negara serta menjadi
inspirasi serangan teror.
Presiden AS ketika itu, Barack Obama, dan beberapa pejabat senior
lain mengikuti secara langsung jalannya operasi pasukan khusus di
Pakistan. Obama juga menemui seluruh anggota tim setelah tugas mencari
Bin Laden dinyatakan selesai.
Jenazah Bin Laden tidak dikuburkan karena khawatir makamnya akan
dijadikan sebagai tempat suci dan oleh militer AS dijatuhkan ke laut.
Sebelum dijatuhkan ke laut, jenazah Bin Laden dimandikan dan prosesi
penguburan dilakukan secara Islam, menurut informasi yang dikeluarkan
militer AS.
Kompas.com
No comments:
Post a Comment