Monday, July 3, 2017

Kisah Ehud Olmert, ahli politik terbaik Israel yang jatuh dalam Malu ...

 02/07/2017
Mantan PM Israel Ehud Olmert diputuskan bersalah menerima suapan dalam sebuah projek pembangunan properti di Jerusalem pada 2010.(DAN BALILTY / POOL / AFP)
JERUSALEM  - Ehud Olmert pernah digambarkan sebagai politisi terbaik yang pernah diproduksi Israel.
Namun, mantan perdana menteri yang dibebaskan dari penjara pada Ahad(2/7/2017), telah melihat semua predikat itu runtuh dengan cara yang memalukan.

Lelaki berumur 71 tahun itu menjadi perdana menteri pertama Israel untuk menjalani hukuman penjara.
Dia masuk ke penjara Maasiyahu di Ramle pada Februari 2016 untuk masa 27 bulan, kerana skandal korupsi.

Dia diberi pembebasan awal oleh dewan pembebasan bersyarat minggu lalu. Keputusan itu mengurangi sekitar sepertiga dari hukumannya.
Olmert tidak berbicara kepada wartawan saat meninggalkan penjara pada hari Ahad.

Setelah meluncurkan kembali usaha perdamaian dengan Palestin  antara 2006-2009, Olmert sekarang dikenang kerana tuduhan praktik korupsi yang kotor.
Dengan kepala botak, tubuh ramping, dan senyum menyeringai, Olmert mempertahankan kepolosannya dalam pesan video sebelum memasuki penjara.
"Anda boleh membayangkan betapa menyakitkan dan anehnya perubahan ini bagi saya, keluarga saya, orang-orang terkasih, dan pendukung saya," kata Olmert dalam video tersebut.

Dia mengaku yakin masyarakat pada akhirnya akan melihat bahwa saat dia menjadi perdana menteri, ada usaha yang tulus dan menjanjikan untuk mencapai perdamaian.
Olmert lahir di dekat Haifa pada tanggal 30 September 1945, di masa pemerintahan Inggeris di Palestin .

Dia mengejutkan banyak teman sayap kanannya pada awal tahun 1970an, dengan mengahwini artis Aliza Richter.
Olmert memasuki kabinet pada tahun 1988, dan lima tahun kemudian terpilih menjadi Datuk Bandar Jerusalem.

Dia memegang jawatan itu selama satu dekade, sebelum kembali ke bawah pemerintahan Ariel Sharon pada tahun 2003.
Dengan Sharon, dia memisahkan diri pada tahun 2005 dari parti di mana mereka bernaung.

Olmert kemudian menjadi perdana menteri pada tahun berikutnya, setelah Sharon menderita stroke dan mengalami koma.

Sebelum mengambil alih posisi sebagai perdana menteri, Olmert diakui sebagai ahli strategi utama di balik banyak langkah Sharon yang berani.
Salah satunya adalah penarikan  undur Israel tahun 2005 dari Gaza, dan juga perpecahan mereka dari Parti Likud.
Majalah Time sangat terkesan sehingga menyebut dia sebagai politisi terbaik di Israel.

Setelah keruntuhan Sharon, Olmert memimpin Kadima untuk meraih kemenangan pada bulan Mac 2006.
Namun, berbagai hal mulai menurun, dengan rencana di Tepi Barat tertahan setelah perang berdarah selama 34 hari melawan Hizbullah.

Perang itu menewaskan lebih dari 1,200 orang di Lebanon, kebanyakan warga awam, dan 160 di kubu Israel, sebahagian besar tentera.
Tidak seperti banyak pendahulunya, Olmert tidak memiliki latar belakang militer, dan penanganan konflik yang diambilnya kerap menuai kecaman.
Meskipun dia menolak pembicaraan damai selama beberapa dekade, Olmert mengalami konversi di akhir karirnya.

Setelah peluncuran kembali perundingan pada bulan November 2007, Olmert bertemu beberapa kali dengan Presiden Palestin  Mahmud Abbas, yang membuat konsesi dalam usaha mencapai kesepakatan.
Namun, perundingan tersebut tiba-tiba dihentikan lebih dari setahun kemudian, ketika Israel memulai serangan tiga minggu yang menghancurkan di Gaza.

Olmert juga mengadakan pembicaraan yang dimediasi Turki dengan musuh lama mereka, Syria, pada Mei 2008. Hal ini terkait pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan.

Dia mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan September 2008, setelah polis  merekomendasikan agar dia didakwa melakukan korupsi.
Namun, dia tetap menjabat sampai Mac 2009, hingga pemimpin Likud Benjamin Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri, dan dipegang hingga hari ini.
sumber: KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment