17/4/18
Bendera nasional Palestin (Foto: AFP)
GAZA – Presiden Otoriti Palestini (PA),
Mahmoud Abbas, menyerukan pelucutan senjata kepada faksi Hamas di Semenanjung Gaza. Namun, seruan tersebut membuat penguasa Semenanjung Gaza sejak 2007 itu
kecewa. Menurut faksi garis keras tersebut, imbauan untuk melucuti
senjata justru membantu Israel.
“Permintaan pelucutan senjata yang datang dari Amerika Syarikat
dan Israel bukan hal yang aneh. Sebab, Israel adalah musuh kami dan
Amerika Syarikat adalah sekutu mereka,” ucap anggota senior Hamas, Mousa
Abu Marzouk, melansir dari Middle East Monitor, Isnin (16/4/2018).
“Isu yang aneh adalah permintaan itu datang dari Abbas. Dia melayani
musuh tanpa harga seperti apa yang dia lakukan mengenai kerjasama
keamanan yang sedang dilakukan sebagai imbalan untuk keuntungan
peribadi,” imbuhnya.
Minggu lalu, Abbas mengatakan kepada Komite Sentral Fatah di Ramallah
bahwa dia telah menyampaikan kepada Mesir tidak akan bertanggung
jawab atas apa yang terjadi di Semenanjung Gaza jika Hamas tidak menyerahkan
atau melucuti senjata mereka serta memberikan kekuasaan penuh kepada
Otoriti Palestin .
Selang beberapa hari kemudian, utusan AS untuk Timur Tengah,
Jason Greenblatt ikut-ikutan meminta Hamas menyerahkan kawalannya di Semenanjung Gaza serta melucuti senjata. Cara tersebut dinilai efektif jika
ingin Gaza tersambung dengan dunia luar.
“Hamas harus menyerahkan kawalannya di Gaza ke PA dan melucuti
senjata. Jika ingin bergabung dengan dunia luar, mereka harus meredakan
kekerasan, mengakui Israel, dan mematuhi kesepakatan masa lalu. Saatnya
bagi Hamas untuk mengambil keputusan,” cuit Jason Greenblatt lewat akun
Twitter.
Sebagaimana diketahui, Hamas dan Fatah memiliki wilayah kekuasaan
masing-masing di Palestin . Faksi Fatah menguasai Tebing Barat dengan ibu
kota di Ramallah, sementara Hamas menguasai Semenanjung Gaza. Fatah didukung
oleh negara-negara Barat sedangkan Hamas dianggap sebagai kelompok
teror.
No comments:
Post a Comment