Friday, May 4, 2018

Hidup sebatang kara, warga emas ini kesepian, tawarkan dirinya sendiri untuk diadopsi

Hidup Sebatang Kara, Pria Tua Kesepian Ini Tawarkan Dirinya Sendiri untuk Diadopsi
Strait Times
Han Zicheng
UNNEWS.COM - Dia adalah salah seorang dari jutaan orangtua kesepian yang kurang mendapat dukungan dalam krisis demografi Cina.

Dilansir Tribunnews.com dari Strait Times pada Jumaat (4/5/2018), Han Zicheng selamat dari invasi Jepun, perang saudara Cina dan revolusi budaya, tetapi dia tahu dia tidak boleh menahan kesedihan hidup sendirian.

Pada bulan Disember tahun lalu, lelaki yang berusia 85 tahun ini mengumpulkan beberapa potongan kertas putih dan menulis dengan tinta biru,
"Mencari seseorang untuk mengadopsi saya. Orangtua kesepian berusia 80 tahunan. Berbadan kuat. Dapat berbelanja, memasak dan merawat dirinya sendiri. Tidak ada penyakit kronik. Saya pesara dari lembaga penelitian ilmiah di Tianji dengan wang pencen 6 ribu Yuan sebulan "

"Saya tidak mau pergi ke rumah orang tua. Harapan saya adalah bahwa orang atau keluarga yang baik hati akan mengadopsi saya, memelihara saya menghabiskan usia tua dan mengubur tubuh saya ketika saya mati,"

Dia menempelkan salinan itu ke tempat penampungan bas di lingkungannya yang sibuk.
Lalu dia pulang ke rumah untuk menunggu.
Han adalah lelaki tua yang putus asa. Ia menceritakan bahwa isterinya telah meninggal.

Anak-anaknya sudah tidak dapat disentuh lagi, tetangganya memiliki anak-anak yang harus dirawat dan dibesarkan sendiri.
Dia cukup sihat untuk menunggang basikalnya  ke pasar untuk membeli chesnut, telur, dan roti. Tetapi dia tahu bahwa kesihatannya akan terganggu.

Dia juga tahu dia hanyalah salah seorang dari puluhan juta orang Cina yang semakin tanpa dukungan yang cukup.
Peningkatan standard hidup dan kebijakan satu anak telah mengubah piramida populasi Cina.

Sudah 15% orang Cina berusia di atas 60 tahun.
Ini adalah krisis demografi yang mengancam ekonomi Cina dan jalinan hidup keluarga.

Perniagaan  harus dikelola dengan lebih sedikit pekerja.
Satu generasi anak tunggal merawat orangtua mereka sendiri.
Jutaan orangtua seolah menjadi sarang kosong, lansia yang tidak tinggal bersama pasangan atau anak-anak mereka memiliki sedikit perlindungan.

Han telah berusaha selama bertahun-tahun untuk membuat orang-orang mendengarkannya, menghentikan tetangga untuk mengatakan pada mereka bahwa dia kesepian, dan tidak ingin mati sendirian.

Kali ini, seorang wanita merakam dan memotret Han dan mengunggahnya di media sosial dengan sebuah permohonan agar ada orang-orang berhati baik yang dapat menolongnya.
Unggahan itu pun menjadi viral hingga masuk ke dalam acara-acara televisyen.

Telepon Han mulai berdering, dan selama tiga bulan terakhir itu tidak berhenti.
Pada awalnya Han sangat berharap. Sebuah restoran lokal menawarkan makanan. Seorang wartawan dari provinsi Hebei berjanji akan berkunjung.

Bahkan ia juga mulai bersahabat dengan seorang mahasiswa berusia 20 tahun melalui komunikasi telepon.
Han mengatakan kepada siapapun yang mendengarkan, adalah bahwa orang-orang muda telah meninggalkan cara lama.
Tetapi pemerintah belum menemukan sistem baru untuk  rawatan para senior.

Han mengatakan bahwa dirinya hidup bersama seorang putera, dan seorang lagi yang berimigrasi ke Kanada pada tahun 2003.

Namun, ketika orang-orang tahu cerita tersebut, Han sering melancarkan protes terhadap pemerintah atau makanan di rumah senior setempat.
Ketika musim dingin tiba, telepon untuknya menjadi lebih jarang.
Lagi-lagi Han diliputi rasa takut akan mati sendirian di tempat tidur.

Minggu-minggu terakhir kehidupan Han adalah misteri, akhir yang dikaburkan oleh keheningan yang keras kepala dan panggilan-panggilan yang tidak terjawab.
Han menghabiskan hari-hari terakhirnya mencuba untuk tetap berkomunikasi.

Pada bulan Februari yang lalu, ia membuat panggilan ke saluran bantuan untuk manula yang disebut Beijing Love Delivery Hotline.
Pendiri layanan ini, Xu Kun, mendirikan layanan ini untuk mencegah bunuh diri terutama di kalangan manula yang tinggal sendirian.

"Keluarga dan masyarakat merasa sukar untuk memahami kerewelan, depresi yang datang di masa tua," katanya.
Han menelepon layanan ini beberapa kali, melampiaskan segala sesuatunya kepada staf tentang kesepiannya.
Dia berhenti menelepon pada awal Mac, kata Xu.

Han juga terus berhubungan dengan teman mahasiswanya, Jiang Jing dan mengatakan bahwa seorang   tentera lelaki muda juga secara teratur berhubungan dan tertarik untuk mengadopsinya.
Jiang berbualan dengan  Han pada 13 Mac.

Pada 14 Mac dia melewatkan panggilan telepon dari Han. Kali berikutnya dia menelepon, pada awal April, sebuah suara yang tidak dikenal menjawab dan mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal.
Komite lingkungan yang seharusnya mengawasi warga terkejut dengan berita kematian Han.

Lima tetangganya pun mengatakan mereka telah memerhatikan ketidakhadirannya namun tidak memeriksanya.
Putera Han, terbang dari Kanada untuk menangani urusannya.
Ia mengatakan bahwa ayahnya berbohong, bahwa lelaki tua itu sebenarnya memiliki tiga anak, bukan hanya dua dan mereka merawatnya dengan baik.
Ayahnya tidak kesepian, dia berkeras bahwa itu hanya sindrom yang dialami oleh orangtua.

Han jatuh sakit pada 17 Mac, ketika itu ia juga menelepon nombor yang tidak dikenal.
Puteranya tidak mengatakan siapa yang meneleponnya kerana boleh saja itu orang dari militer atau calon adopter lainnya.

Ketakutan terbesar Han adalah dia mati di tempat tidurnya sendiri dan seseorang akan menemukan dirinya sudah dalam bentuk tulang.
Tetapi ketika waktunya tiba, dia memiliki seseorang untuk dihubungi. Dia berhasil sampai ke rumah sakit.

Ketika jantungnya menyerah, dia tidak sendirian

sumber

No comments:

Post a Comment