28/3/17
PALERMO – Satu kisah mengharukan
terjadi di Palermo, Itali . Seorang bayi berusia empat tahun yang tiba
di Itali dari Afrika Utara bersatu kembali dengan ibunya berkat
pertolongan dari otoriti setempat. Kedua insan tersebut sempat terpisah
selama lima bulan.
Keduanya berpelukan di Lapangan Terbang Palermo ketika sang ibu mendarat dari Tunisia. Bayi yang diketahui bernama Oumoh itu diselamatkan oleh coastguard Itali dari sebuah perahu di Laut Tengah. Sang ibu diketahui bernama Zanabou.
“Sebuah momen yang sangat mengharukan. Mereka (ibu dan anak) tidak
akan pernah melupakannya,” tutur Inspektur Polis, Maria Volpe yang
membawa Oumoh ke Lapangan Terbang Palermo, seperti dimuat Reuters, Selasa (28/3/2017).
Zanabou mengaku dirinya membawa Oumoh lari dari rumahnya di Evori Coast demi menyelematkan bayi perempuan itu dari pemotongan alat kelamin atau sunat. Setibanya di Tunisia, Zanabou menitipkan puterinya itu ke seorang teman kerana hendak kembali ke Evori Coast untuk mengambil barang-barang.
Nahasnya, Oumoh dibawa oleh orang tersebut ke Itali . Keduanya bahkan terpisah selama perjalanan melewati laut. Oumoh berhasil diselamatkan dan dibawa ke Pulau Lampedusa pada November 2016. Oumoh menjadi salah satu dari 25 ribu anak-anak tanpa pendamping yang mencapai Itali sepanjang 2016.
Identiti Oumoh tidak diketahui selama beberapa hari hingga seorang anak mengenali fotonya ketika sedang bermain dengan Ketua Pusat Penampungan Lampedusa, Marine Cefala. Otoriti Negeri Pizza kemudian melacak ibunya yang sudah kembali ke Tunisia.
“Saya akan melakukan apa pun untuk mencari Oumoh. Saya menaiki perahu, tetapi perahu itu tenggelam. Saya tidak boleh berenang. Sambil menangis saya memohon kepada Tuhan agar diselamatkan kerana harus menemukan Oumoh. Saya dibawa ke daratan dan kemudian polis serta suka relawan dari Lampedusa menemukan saya,” tutur Zanabou.
Polis sesungguhnya berharap kedua insan itu dapat dipersatukan ketika Natal. Akan tetapi, perlu waktu lebih lama kerana perempuan berusia 31 tahun itu perlu mendapatkan pasport baru, visa, serta dokumen perjalanan. Keduanya berurai air mata ketika bertemu di lapangan terbang setelah terpisah selama lima bulan.
Sumber: WorldNEWS/Youtube
Keduanya berpelukan di Lapangan Terbang Palermo ketika sang ibu mendarat dari Tunisia. Bayi yang diketahui bernama Oumoh itu diselamatkan oleh coastguard Itali dari sebuah perahu di Laut Tengah. Sang ibu diketahui bernama Zanabou.
Zanabou mengaku dirinya membawa Oumoh lari dari rumahnya di Evori Coast demi menyelematkan bayi perempuan itu dari pemotongan alat kelamin atau sunat. Setibanya di Tunisia, Zanabou menitipkan puterinya itu ke seorang teman kerana hendak kembali ke Evori Coast untuk mengambil barang-barang.
Nahasnya, Oumoh dibawa oleh orang tersebut ke Itali . Keduanya bahkan terpisah selama perjalanan melewati laut. Oumoh berhasil diselamatkan dan dibawa ke Pulau Lampedusa pada November 2016. Oumoh menjadi salah satu dari 25 ribu anak-anak tanpa pendamping yang mencapai Itali sepanjang 2016.
Identiti Oumoh tidak diketahui selama beberapa hari hingga seorang anak mengenali fotonya ketika sedang bermain dengan Ketua Pusat Penampungan Lampedusa, Marine Cefala. Otoriti Negeri Pizza kemudian melacak ibunya yang sudah kembali ke Tunisia.
“Saya akan melakukan apa pun untuk mencari Oumoh. Saya menaiki perahu, tetapi perahu itu tenggelam. Saya tidak boleh berenang. Sambil menangis saya memohon kepada Tuhan agar diselamatkan kerana harus menemukan Oumoh. Saya dibawa ke daratan dan kemudian polis serta suka relawan dari Lampedusa menemukan saya,” tutur Zanabou.
Polis sesungguhnya berharap kedua insan itu dapat dipersatukan ketika Natal. Akan tetapi, perlu waktu lebih lama kerana perempuan berusia 31 tahun itu perlu mendapatkan pasport baru, visa, serta dokumen perjalanan. Keduanya berurai air mata ketika bertemu di lapangan terbang setelah terpisah selama lima bulan.
Sumber: WorldNEWS/Youtube
No comments:
Post a Comment