Khamis 19 Oktober 2017
Pertandingan Adu Bagong. (Foto: Reuters)
JAKARTA - Sejumlah media asing menyoroti
turnamen pertandingan antara anjing dengan babi hutan sampai mati di Majalaya, Jawa
Barat. Pertandingan duel maut yang dikenal dengan sebutan “adu bagong” ini
didakwa untuk melestarikan tradisi berburu.
Pertandingan mematikan hewan ini jadi tontonan ratusan penduduk desa yang memadati tribun. Anjing-anjing yang diadu dengan babi hutan merupakan anjing peliharaan.
Tradisi dimulai pada tahun 1960-an ketika populasi babi hutan melonjak dan mengancam akan menghancurkan hasil tanaman. Petani kemudian memburu dan membunuh kawanan babi hutan sebelum akhirnya muncul tradisi “adu bagong” dengan hadiah yang memikat.
Para peserta atau pemilik anjing yang diadu mengatakan kepada Reuters bahwa duel maut itu merupakan cara untuk melestarikan tradisi berburu. Selain media Amerika Syarikat tersebut, beberapa media Asia dan Inggeris juga mengulasnya. Beberapa di antaranya, Daily Mirror, Daily Mail dan The Independent.
“Dulu sangat sederhana, tidak seperti sekarang ketika anjing dilatih, dari sana sudah turun-temurun dan bahkan menjadi sebahagian dari tradisi dan budaya,” kata Nur Hadi, ketua kelompok perburuan tempatan.
Penternak boleh mendapatkan hadiah hingga Rp27 juta jika anjing mereka keluar sebagai juara. Para warga setempat mengatakan bahwa babi hutan digunakan untuk menguji ketangkasan dan keterampilan berburu dari anjing yang galak.
Pertandingan mematikan hewan ini jadi tontonan ratusan penduduk desa yang memadati tribun. Anjing-anjing yang diadu dengan babi hutan merupakan anjing peliharaan.
Tradisi dimulai pada tahun 1960-an ketika populasi babi hutan melonjak dan mengancam akan menghancurkan hasil tanaman. Petani kemudian memburu dan membunuh kawanan babi hutan sebelum akhirnya muncul tradisi “adu bagong” dengan hadiah yang memikat.
Para peserta atau pemilik anjing yang diadu mengatakan kepada Reuters bahwa duel maut itu merupakan cara untuk melestarikan tradisi berburu. Selain media Amerika Syarikat tersebut, beberapa media Asia dan Inggeris juga mengulasnya. Beberapa di antaranya, Daily Mirror, Daily Mail dan The Independent.
“Dulu sangat sederhana, tidak seperti sekarang ketika anjing dilatih, dari sana sudah turun-temurun dan bahkan menjadi sebahagian dari tradisi dan budaya,” kata Nur Hadi, ketua kelompok perburuan tempatan.
Penternak boleh mendapatkan hadiah hingga Rp27 juta jika anjing mereka keluar sebagai juara. Para warga setempat mengatakan bahwa babi hutan digunakan untuk menguji ketangkasan dan keterampilan berburu dari anjing yang galak.
Jika seekor babi hutan cukup beruntung boleh bertahan dalam duel, maka hewan itu akan kembali diadu dalam kontes di lain hari. Namun, jika mati, hewan itu akan disembelih dan dijual dagingnya.
Aktivis pembela hak-hak satwa telah mengkritik kontes maut ini. “Ini adalah tindakan kriminal terhadap hewan,” kata aktivis Indonesia, Marison Guciano.
”Pemerintah dan LSM harus turun ke lapangan untuk menghentikan acara ini dan mendidik orang-orang bahwa pertarungan anjing tidak dibenarkan,” ujarnya.
Peternak anjing, Agus Badud membela praktik tersebut. Menurutnya, pertandingan itu menghasilkan wang bagi masyarakat.
“Saya ambil bahagian dalam kontes ini untuk meningkatkan harga jual dan nilai ekonomi anjing saya, dan tidak ada gunanya bagi saya sebagai penternak jika saya tidak berpartisipasi dalam kontes seperti ini,” ujar lelaki yang di rumahnya terdapat 40 ekor anjing.
Babi hutan pernah menewaskan 3 ekor Isis Di kirkuk Babi hutan memang hebat
ReplyDeletesesiapa yang bercucuk tanam di pinggir hutan,akan tahu penangan babi liar dan kera..sungguh ganas haiwan tu..kera waktu siang,babi liar waktu malam....anda hanya mampu menangis melihat tanaman dimusnahkan....sadis sungguh perbuatan haiwan yg.tiada akal tu..
ReplyDelete