Dili - Ketika Martinho Ronaldo berusia empat tahun terbangun setelah pembedahan untuk membuang sejumlah jaringan otak dan cairan yang membengkak di antara kedua matanya, ia pun bertanya, "mana hidung saya?" dia bertanya kepada ibunya, Elsa Sanchez.
Hidung kanak-kanak dari Timor Timur itu menghilang ditelan herniasi otak, akibat sebuah lubang pada tulang dahinya ketika lahir. Keadaan ini disebut encephalocele frontoethomoidal dan terjadi di seluruh Asia Tenggara. Namun penyebabnya tidak diketahui.
Martinho merasa tertekan oleh penduduk di desanya kerana bengkak di hidungnya membuatnya tampak aneh, dan ibunya sangat khuatir di atas tekanan yang dirasai oleh anaknya.
Bertahun-tahun ibunya berusaha mendapatkan bantuan untuk anak bungsu dari lima bersaudara. Usahanya berjaya juga akhirnya, dia bertemu pakar bedah kraniofasial Mark Moore dari Adelaide untuk konsultasi dan mendapat bantuan dari AusAID di Dili untuk menjalani pembedahan membuang ketumbuhan itu.
Moore pun mendekati Children First Foundation yang kerap menyokong menangani perubatan kanak-kanak yang tidak mampu dari negara-negara membangun untuk membantu biaya pembedahan Martinho.
Akhirnya pada 10 Mei lalu, Moore bersama pasukan perubatan bekerja keras selama tiga jam di sebuah rumah sakit di Adelaide untuk membuang tonjolan di hidung dan memperbaiki tulang di dahi Martinho agar kembali pulih.
Ketika ditemui pada Sabtu 25 Jun, Martinho dalam keadaan sangat gembira di sebuah penternakan luas di Kilmore untuk menjalani pemulihan setelah selesai pembedahan dan dijadualkan kembali ke Dili minggu depan.
"Saya gembira pembedahannya berjaya dan anak saya boleh kembali hidup normal," kata Sanchez, ibu Martinho seperti dilapor smh.com.au, 26 Jun.
primaironline.comcatatan; indah.com 27 Jun
No comments:
Post a Comment