Saturday, October 29, 2011

Kekurangan Wanita, Isteri Dibahagi di India

Jika menolak, mereka disiksa. Seorang wanita bahkan mengaku dibakar.

Sabtu, 29 Oktober 2011
Wanita di India, korban perdagangan manusia (REUTERS/TrustLaw/Nita Bhalla)

VIVAnews - Kepercayaan primitif India yang mengagungkan anak lelaki dan menafikkan kelahiran wanita berujung pada timpangnya jumlah kedua gender. Hal ini, menciptakan praktek yang bertentangan dengan moral, yaitu berbahagi isteri dengan para saudara.

Hal ini terjadi di wilayah utara India, tepatnya di distrik Baghpat, hanya sekitar dua jam dari kota metropolitan New Delhi. Adalah Munni, wanita pertengahan 40an yang mengisahkan penderitaannya menjadi seorang isteri dari suami sekaligus pemuas nafsu adik-adik suaminya.
"Suamiku dan orangtuanya bilang, saya harus membahagi diri saya dengan adik-adiknya," kata Munni, dikutip dari Daily Mail, Sabtu 29 Oktober 2011.

Dua adik suaminya adalah bujangan lapuk yang tidak memiliki isteri. Antara lain disebabkan tidak mencukupinya jumlah wanita di desa tersebut. Munni ketika ini memiliki tiga orang anak, hasil hubungannya dengan suami, dan dua adiknya.

"Mereka menggagahi saya bila-bila pun mereka mau, siang atau malam. Jika saya menolak, mereka memukuli saya dengan apa saja. Kadang mereka mengusir saya untuk tidur di luar, saya juga pernah disiram minyak tanah dan dibakar," kisah Munni yang akhirnya berhasil lari.

Munni hanyalah satu dari puluhan wanita di Baghpat yang mengalami hal yang sama. Kes-kes penyiksaan dan penyimpangan ini kebanyakan tidak dilaporkan kepada polis. Wanita-wanita ini jarang dapat keluar rumah sendirian, sehingga sulit untuk berhubung dengan dunia luar.

Warga desa mengatakan praktek berbagi isteri ini memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah menghindari perpecahan akibat berebut lahan dan aset di antara para pewaris keluarga. Selain itu, praktek ini juga membebaskan wanita miskin dengan menikahinya, mendapatkan nafkah dari banyak lelaki.

Bhagyashri Dengle, direktur eksekutif Children's Charity Plan India, mengatakan praktek ini terjadi akibat berkurangnya jumlah wanita dibandingkan lelaki. Kebanyakan warga di India mengugurkan bayi wanita kerana dianggap tidak berguna di masa depan.

"Kita harus melakukan sesuai jika tidak situasi akan memburuk. Wanita di India akan semakin beresiko diculik, diperkosa atau jauh lebih buruk lagi," kata Dengle.
Menurut sensus India tahun 2011, saat ini hanya terdapat 858 wanita untuk 1.000 orang lelaki di Baghpat. Jumlah wanita terus menurun. Hal ini juga terjadi di distrik Haryana, Punjab, Rajashtan dan Gujarat.
"Di setiap desa, terdapat lima atau enam bujangan yang tidak dapat menemukan isteri. Dalam satu keluarga, terdapat tiga atau empat lelaki yang belum menikah," kata Dengle lagi.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah membeli pengantin dari distrik lain seharga 15,000 rupee.Namun, inipun hanya membawa penderitaan kepada kaum wanita, kerana kebanyakan harus menikah dengan lelaki yang jauh lebih tua.
• VIVAnews

1 comment: