Friday, December 30, 2011

80 Tahun Datuk Ini Hidup dengan Peluru di Kepalanya. Memang ajaib


Ajaib. Mungkin itu kata-kata yang boleh  menggambarkan apa yang dialami oleh lelaki berusia 82 tahun dari Russia ini. Hampir seumur hidupnya, si datuk yang tidak disebutkan namanya--hidup dengan sebutir peluru di sela-sela otaknya.

Seperti dilansir Dailymail, Jumaat (30/12/2011), datuk itu ditembak di kepalanya    ketika  ia masih berusia tiga tahun oleh seorang kakaknya. Namun ketika itu, peluru yang ditembakkan tepat di bawah hidungnya, tak pernah diketahui kemana perginya.

Namun kini setelah hampir 80 tahun, misteri itu diketahui. Peluru tersebut ditemukan tepat di pertemuan antara otak, dengan tulang belakang miliknya.
Keberadaan peluru itu baru ditemukan setelah delapan puluh tahun kemudian, doktor yang merawat lelaki itu untuk penyakit jantung koroner di pusat kardiologi Rusia melihat sebutir peluru di kepalanya, ketika melihat hasil CT Scan.

Doktor itu mengaku heran kerana timah tersebut tidak meninggalkan tanda-tanda kerusakan saraf.
Menurut Dr Richard O'Brien, Juru cakap American College of Emergency Physicians, hal itu mungkin saja terjadi, kerana proses regenerasi sel-sel tubuh. "Tubuh memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi, juga, anak-anak memiliki kemampuan besar untuk mengatasi kesulitan dan membangun kembali diri mereka sendiri ketika terluka," ujarnya.

Dr David Ross, seorang doktor kes darurat di Rumah Sakit Penrose di Colorado Springs, memiliki pendapat berbeda. Menurutnya peluru ketika ditembakkan dari laras senjata api, berada dalam kecepatan tinggi, dan menghasilkan panas yang tinggi. Pada saat itu timah panas itu berada dalam keadaan steril, sehingga jika masuk ke dalam tubuh, minim kemungkinan akan menimbulkan infeksi.

"Kerana mereka berkecepatan tinggi, mereka menghasilkan banyak panas. Kerana panas, maka peluru tersebut steril sehingga tidak akan menimbulkan infeksi jika tetap di satu tempat selama bertahun-tahun," ucapnya.

Doktor di pusat kardiologi Rusia sendiri, menilai peluru itu tidak mengancam nyawa lelaki tersebut, untuk itu mereka memutuskan tetap membiarkan peluru itu berada di tempatnya semula.

Penulis: Samuel Febrianto  
Akses Tribunnews.com

No comments:

Post a Comment