TRIBUN KALTIM/JANUAR ALAMIJAYA
Ilustrasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah klinik rehabilitasi bagi pengguna dadah di Ibukota Peru, Lima, Minggu (26/1/2012), dijilat api, dan mengakibatkan sebanyak 26 orang maut terbakar.
Menurut pejabat setempat, seperti dilansir oleh BBC, 10 orang ikut terluka dalam insiden di panti rehabilitasi Kristus Is Love tersebut.
Pasukan bomba yang diterjunkan untuk memadam api, menjadi sukar . Pasalnya pintu-pintu terkunci, dan memerangkap para pesakit di dalam. Beberapa dari korban berusaha melompat keluar dari jendela untuk menyelamatkan diri mereka, sementara api terus menyapu gedung.
Menteri Kesihatan Peru, Alberto Tejada mengatakan pusat rehabilitasi itu tidak berlesen dan sudah dua kali diperintahkan untuk menghentikan kegiatannya.
"Itu adalah rumah yang diubah untuk merawat penagih dadah dan mereka punya kebiasaan meninggalkan orang dikurung tanpa pengawasan medis," seperti dikutip dari Associated Press.
Untuk itu, menurut Menteri Dalam Negeri Daniel Peru, Lozada pihak polis sedang mencari sang pemilik rumah rehabilitasi tersebut.
"Kami ingin mereka menjelaskan mengapa pada saat bencana tidak ada petugas yang mengawasi," katanya kepada stasyen radio Peru RPP.
Hingga kini penyebab kebakaran belum diketahui, namun sebuah laporan mengungkapkan kebakaran itu disebabkan oleh para penagih yang membakar sebuah kasur sebagai upaya melarikan diri dari rumah rehabilitasi.
Semua korban adalah laki-laki, dan sebagian besar meninggal kerana menghirup asap. (bbc)
Menurut pejabat setempat, seperti dilansir oleh BBC, 10 orang ikut terluka dalam insiden di panti rehabilitasi Kristus Is Love tersebut.
Pasukan bomba yang diterjunkan untuk memadam api, menjadi sukar . Pasalnya pintu-pintu terkunci, dan memerangkap para pesakit di dalam. Beberapa dari korban berusaha melompat keluar dari jendela untuk menyelamatkan diri mereka, sementara api terus menyapu gedung.
Menteri Kesihatan Peru, Alberto Tejada mengatakan pusat rehabilitasi itu tidak berlesen dan sudah dua kali diperintahkan untuk menghentikan kegiatannya.
"Itu adalah rumah yang diubah untuk merawat penagih dadah dan mereka punya kebiasaan meninggalkan orang dikurung tanpa pengawasan medis," seperti dikutip dari Associated Press.
Untuk itu, menurut Menteri Dalam Negeri Daniel Peru, Lozada pihak polis sedang mencari sang pemilik rumah rehabilitasi tersebut.
"Kami ingin mereka menjelaskan mengapa pada saat bencana tidak ada petugas yang mengawasi," katanya kepada stasyen radio Peru RPP.
Hingga kini penyebab kebakaran belum diketahui, namun sebuah laporan mengungkapkan kebakaran itu disebabkan oleh para penagih yang membakar sebuah kasur sebagai upaya melarikan diri dari rumah rehabilitasi.
Semua korban adalah laki-laki, dan sebagian besar meninggal kerana menghirup asap. (bbc)
Penulis: Samuel Febrianto
Akses Tribunnews.com
No comments:
Post a Comment