posted by indah.com
Ia memiliki anak laki-laki, hasil hubungan dengan seorang remaja dari Perancis.
Sabtu, 18 Februari 2012
Jean-Marie Loret, nama anak laki-laki itu, meninggal di usia 67 tahun, pada 1985, ia tak pernah bertemu ayahnya.
Kisah bermula ketika Hitler mengunjungi Fournes-in-Weppe, sebuah kota kecil di Perancis, pada Jun 1917. "Suatu ketika, ibu sedang memotong jerami bersama wanita-wanita lain, ketika tiba-tiba melihat seorang tentera Jerman di seberang jalan," kata Lobjoie kepada puteranya.
Tentera itu melukis sesuatu di buku gambarnya. Membuat sejumlah wanita tertarik mengeruminya, ingin melihat apa yang dia gambar. "Dan, ibu ditunjuk untuk mendekat."
Tentera itu Hitler. Melalui hubungan singkat dua insan manusia berbeda kelamin, lahirlah Jean-Marie, pada Mac 1918. "Setiap ayahmu berkunjung, walau sangat jarang, ia suka mengajak ibu jalan-jalan di perdesaan."
Seperti nasib ribuan anak-anak Perancis yang terlahir dari ayah seorang tentera Jerman, puteranya selalu mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya di sekolah. Ia sering terlibat perkelahian ketika mencuba membela ayahnya yang tak pernah kembali.
Kepada puteranya Lobjoie mulanya hanya mengatakan bahawa ayahnya hanya tentera Jerman. Ia tak pernah menyebut nama Hitler. Bahkan, ia membiarkan puteranya bergabung dengan tentera Perancis dalam perang melawan invasi Nazi, pada 1939.
Lobjoie menceritakan semua kisah itu, tepat sebelum kematiannya pada awal 1950an. Ia mengatakan bahawa ayah biologis Jean-Marie adalah seorang diktator paling terkenal dalam sejarah manusia.
"Agar tidak mengalami depresi, saya bekerja nonstop, tidak pernah mengambil cuti, dan tidak pernah refreshing. Selama 20 tahun saya bahkan tidak pergi ke pawagam," kata Jean-Marie, yang pada 1930an diadopsi keluarga Loret.
Identik
Lebih 20 tahun mengutuk identiti ayahnya, Jean-Marie akhirnya terpancing menyelidiki masa lalunya. Lewat bantuan sejumlah ilmuwan, ia mendapati golongan darahnya identik dengan Hitler. Ia juga memiliki gaya tulisan tangan yang sama. Fotonya pun menunjukkan kemiripan tak terbantahkan.
Unsur-unsur lain yang menguatkan kisah ini adalah dokumen resmi Tentera Jerman, yang menunjukkan seorang petugas kerap diminta mengantar amvelop berisi wang tunai untuk Lobjoie selama Perang Dunia II.
Setelah Lobjoie meninggal, Jean-Marie juga menemukan sebuah lukisan di loteng rumah ibunya dengan bubuhan tanda tangan Hitler. Di Jerman, juga ditemukan lukisan Hitler berupa gambar seorang wanita yang tampak persis seperti wajah Lobjoie.
Francois Gibault, peguam Loret, mengatakan, "Dia (Loret) pertama kali datang menemui saya pada tahun 1979, tapi agak bingung dan tidak tahu apakah ia ingin diakui publik sebagai anak Hitler, atau untuk menghapus semua bukti-bukti." (ren)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment