Tuesday, March 6, 2012

Kisah hidup transgender, Balada Evie pengasuh Barrack Obama semasa kecil

posted by indah.com on 6 Mac 2012



 Puluhan tahun lalu, Evie mengasuh 'Barry Obama' kanak-kanak yang kini menjadi orang paling berpengaruh di dunia, Barack Obama. Kini Evie yang seorang transgender hidup dalam kemiskinan dan ketakutan di jalanan. Kini hidup sebagai buruh cuci.

Evie dilahirkan sebagai seorang lelaki, namun pengasuh (nanny) Obama itu yakin benar bahawa dia seorang perempuan. Dalam wawancara dengan Associated Press (AP), Evie mengaku statusnya sebagai seorang waria membuatnya menderita. Dia menceritakan bagaimana beberapa tentera menggundulinya lalu mencucuh tangan dan lengannya dengan rokok.

Titik balik kehidupan terjadi 20 tahun lalu, ketika dia menemukan seorang temannya, juga seorang waria, mengambang di saluran pembuangan air. Saat itu juga dia meraup baju-baju perempuannya dan memasukkannya ke dalam dua kotak besar, juga lipstik, bedak, dan alat rias matanya. Semua itu diberikannya pada orang lain.

"Batin saya tahu bahawa saya seorang perempuan, tetapi saya tidak mau mati seperti itu," kata Evie dengan bibir gemetar. "Jadi sejak itu saya memutuskan untuk menerima (kondisi) ini. Saya hidup sebagai lelaki sejak itu."

Evie kemudian mengeluarkan kad tanda pengenal (KTP). Di situ tertulis namanya Turdi dengan jenis kelamin lelaki. Dia mengaku memilih nama Evie kerana terdengar manis.

Sejumlah tetangga di rumah lama masa kecil Obama di Menteng, Jakarta, membenarkan bahawa Turdi pernah bekerja sebagai pengasuh pada pasangan Lolo Soetoro (ayah tiri Obama) dan Ann Dunham (ibu Obama) selama dua tahun.

Menurut AP, pihak Gedung Putih tidak memberi komentar ketika ditanya tentang Turdi. Evie mengaku sering dipukuli ayahnya kerana gayanya yang kemayu. "Dia ingin saya menjadi lelaki, meskipun jiwa saya tidak," ujar lelaki 66 tahun itu.

Kerana tidak tahan menjadi bahan ejekan di sekolah, Evie berhenti bersekolah di kelas 3 SD dan mulai belajar memasak. Ternyata kemampuan memasaknya cukup bagus dan rasa masakannya dinilai enak.

Berkat bakat memasaknya itulah, dia berhasil menjadi tukang masak di rumah-rumah kalangan atasan ketika usianya menginjak remaja. Dan pada sebuah pesta pada 1969, dia bertemu dengan Ann Dunham, ibunda Obama, yang mengikuti suaminya Lolo Soetoro tinggal di Jakarta.

Rupanya Dunham sangat terkesan pada masakan Evie, terutama bistik dan nasi goreng. Kerana itu dia menawarkan pekerjaan di rumahnya. Selain memasak, tugasnya yang lain adalah mengasuh Barry yang ketika itu berumur delapan tahun. Evie juga mengantar dan  jemput Barry itu ke sekolah, selain bermain dengannya.

Tetangga-tetangga ingat mereka sering melihat Evie meninggalkan rumah pada malam hari dengan mengenakan baju perempuan dan mengenakan riasan wajah. Evie sendiri tidak yakin apakah Obama kecil tahu soal itu.

"Dia masih sangat kecil. Saya tidak pernah menunjukkan padanya kalau saya berbaju perempuan. Tapi dia pernah melihat saya memakai lipstik ibunya. Itu membuatnya terpingkal-pingkal," kata Evie.

Kehidupan Evie berubah total ketika keluarga Obama meninggalkan Indonesia pada awal 1970-an. Dia tinggal dengan teman lelakinya, namun hubungan mereka hanya bertahan tiga tahun. Setelah itu dia menjadi pekerja seks.

"Saya mencuba melamar menjadi pembantu rumah tangga, tapi tidak ada yang mau mempekerjakan saya. Saya perlu wang untuk makan dan tempat untuk tinggal," katanya.

Hidup Evie menjadi tidak tenang kerana khawatir kena razia petugas. Katanya, kalau tidak boleh lolos dari kejaran petugas, kaum waria (pondan) dan pekerja seks jalanan biasanya diajar cukup-cukup.

Ketika menghindari kejaran petugas itulah, temannya yang bernama Susi menceburkan diri ke saluran air yang penuh sampah. Evie mengaku tidak boleh melupakan mayat Susie saat ditemukan.

Kini Evie mencari ketenangan dengan mendalami agama. Dia rajin ke masjid dan tidak pernah melewatkan solat. Katanya, dia hanya menunggu saat kematian. "Saya tidak punya masa depan lagi," katanya.

Evie mengaku tidak tahu bahawa kanak-kanak  lelaki yang dulu diasuhnya memenangi pilihanraya President Amerika Syarikat pada 2008. Sampai suatu kali dia melihat foto keluarga Obama muncul di akhbar-akhbar dan televisyen. "Saya tidak percaya," katanya dengan senyum mengembang.

Teman-temannya tidak percaya dan menyebutnya gila ketika dia bilang pernah mengenal Obama . Namun para tetangga keluarga Soetoro di Menteng ingat betul dengan sosok pengasuh itu.

"Banyak tetangga yang ingat Turdi. Dia cukup popular di sini waktu itu. Dia orang yang baik dan selalu sabar dan telaten ketika mengasuh Barry," kata Rudy Yara, yang tinggal di seberang rumah keluarga Obama.

Evie berharap Obama mau menggunakan kekuasaannya untuk memperjuangkan orang-orang seperti dirinya. Obama menunjuk Amanda Simpson, yang secara terbuka mengakui dirinya transgender, sebagai penasihat senior di Departmen Perdagangan AS pada 2010.

Bagi Evie sendiri, yang berusaha bertahan hidup dari hari ke hari di jalanan di Jakarta, kemenangan Obama memberinya kebanggaan, untuk kali pertama dalam hidupnya.

"Orang boleh menyebut saya sampah masyarakat. Saya hanya akan bilang: Saya pernah menjadi pengasuh Presiden Amerika Serikat," ujarnya dengan nada bangga.

sumber 

No comments:

Post a Comment