okezone.com
Khamis, 02 Ogos 2012
Etnis Uighur di dekat prajurit China (Foto: AFP)
BEIJING - Pemerintah wilayah Xinjiang di
China, melarang etnik Uighur yang mayoritinya beragama Islam untuk
berpuasa. Larangan ini dikhuawatirkan dapat menimbulkan ancaman bahaya
tindakan kekerasan baru di wilayah barat laut China itu.
Larangan itu dirilismelalui pengumuman di website pemerintahan Provinsi Xinjiang. Dalam pengumumannya menyebutkan, para pemimpin Parti Komunis setempat untuk melarang dengan tegas umat Muslim di Xinjiang untuk melakukan ibadah di bulan suci Ramadan. Hal ini termasuk berpuasa dan berdoa di masjid.
"Pemerintah daerah mengeluarkan perintah komprehensif untuk menjaga kestabilan sosial di masa Ramadan. Para anggota Parti Komunism termasuk pekerja awam dan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan agama di bulan Ramadan," pernyataan pejabat pemerintah Kota Zonglang di Distrik Kashgar, Xinjiang, seperti dikutip AFP, Khamis (2/8/2012).
Etnik Uighur yang berada si Xinjiang dilaporkan mencapai sekira 9 juta jiwa. Umumnya mereka berbicara dengan bahasa Turki dan dianggap oleh Pemerintah China sebagai biang kerusuhan berbau agama dan politik. Wilayah ini dipenuhi rangkaian kekerasan etnik, tetapi China membantah klaim yang menyebutkan mereka melakukan tindakan represif terhadap etnik Uighur.
Sementara Pemerintah Xinjiang mendesak para pemimpin Parti Komunis untuk memberikan "hadiah" makanan kepada para tetua desa, demi memastikan seluruh warga makan makanan di saat Ramadan. Larangan serupa di utarakan oleh Dinas Pendidikan wilayah Wensu, yang mendesak pihak sekolah untuk memastikan siswa mereka tidak memasuki masjid di saat Ramadan.
Atas pelarangan ini kelompok warga Uighur yang dalam pengasingan, memperingatkan Pemerintah China bahawa perintah ini boleh memicu warga Uighur melakukan perlawanan terhadap perintah China.
"Dengan melarang berpuasa selama Ramadan, China menggunakan metode administratif yang memaksa etnik Uighur untuk mengambil makanan demi membatalkan puasanya," ujar juru bicara etnis Uighur dipengasingan, Dilshat Rexit.
Xinjiang menjadi saksi bisu dari kerusuhan etnis terburuk yang terjadi pada Julai 2009 lalu. Saat itu, etnik Uighur yang terus mengalami diskriminasi meledak kemarahannya dan mulai menyerang etnik Han di Kota Urumqi. Insiden ini menyebabkan 200 orang terbunuh di kedua belah pihak.(faj)
Larangan itu dirilismelalui pengumuman di website pemerintahan Provinsi Xinjiang. Dalam pengumumannya menyebutkan, para pemimpin Parti Komunis setempat untuk melarang dengan tegas umat Muslim di Xinjiang untuk melakukan ibadah di bulan suci Ramadan. Hal ini termasuk berpuasa dan berdoa di masjid.
"Pemerintah daerah mengeluarkan perintah komprehensif untuk menjaga kestabilan sosial di masa Ramadan. Para anggota Parti Komunism termasuk pekerja awam dan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan agama di bulan Ramadan," pernyataan pejabat pemerintah Kota Zonglang di Distrik Kashgar, Xinjiang, seperti dikutip AFP, Khamis (2/8/2012).
Etnik Uighur yang berada si Xinjiang dilaporkan mencapai sekira 9 juta jiwa. Umumnya mereka berbicara dengan bahasa Turki dan dianggap oleh Pemerintah China sebagai biang kerusuhan berbau agama dan politik. Wilayah ini dipenuhi rangkaian kekerasan etnik, tetapi China membantah klaim yang menyebutkan mereka melakukan tindakan represif terhadap etnik Uighur.
Sementara Pemerintah Xinjiang mendesak para pemimpin Parti Komunis untuk memberikan "hadiah" makanan kepada para tetua desa, demi memastikan seluruh warga makan makanan di saat Ramadan. Larangan serupa di utarakan oleh Dinas Pendidikan wilayah Wensu, yang mendesak pihak sekolah untuk memastikan siswa mereka tidak memasuki masjid di saat Ramadan.
Atas pelarangan ini kelompok warga Uighur yang dalam pengasingan, memperingatkan Pemerintah China bahawa perintah ini boleh memicu warga Uighur melakukan perlawanan terhadap perintah China.
"Dengan melarang berpuasa selama Ramadan, China menggunakan metode administratif yang memaksa etnik Uighur untuk mengambil makanan demi membatalkan puasanya," ujar juru bicara etnis Uighur dipengasingan, Dilshat Rexit.
Xinjiang menjadi saksi bisu dari kerusuhan etnis terburuk yang terjadi pada Julai 2009 lalu. Saat itu, etnik Uighur yang terus mengalami diskriminasi meledak kemarahannya dan mulai menyerang etnik Han di Kota Urumqi. Insiden ini menyebabkan 200 orang terbunuh di kedua belah pihak.(faj)
umno/bn kan kawan karib parti komunis china, sound sound la sikit......ada teloq ka?
ReplyDelete