Wednesday, October 3, 2012

Polis Perkosa Wanita Muda dan Menyeretnya ke mahkamah

Marah atas ketidakadilan, sejumlah masyarakat Tunisia merancang akan turun ke jalan      untuk memprotes perlakuan polis  terhadap seorang wanita yang dipercayai diperkosa oleh beberapa  anggota polis  lalu didakwa melakukan ketidaksenonohan di depan khalayak ramai ketika ia menggugat mereka.
"Mereka bukannya melindunginya sebagai korban pemerkosaan oleh petugas polis namun mempidanakannya," ujar Hassiba Hadj Sahraoui, Utusan Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara
"Itu merupakan usaha berbahaya untuk mendiskreditkan korban perkosaan dan melindungi orang-orang yang telah memperkosanya," lanjutnya.
Kes ini bermula, ketika pada 3 September 2012 yang lalu, tiga petugas polis mendekati seorang wanita dan tunangannya yang tengah berada di dalam kereta mereka di ibukota Tunisia, Tunis.
Dua diantara mereka lalu memperkosa wanita itu di dalam kereta, sementara yang ketiga membawa tunangannya ke Anjungan Tunai Mandiri terdekat untuk memeras wangnya.
Ia-pun kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang. Tetapi hal sebaliknya terjadi. Wanita itu, malah dituduh melakukan perbuatan tidak senonoh di muka publik. 

Polis mengatakan, anggotanya menemukan mereka, berada di dalam kereta sedang melakukan perbuatan yang tidak bermoral. Namun pihak berwenang tidak menyebutkan apa yang mereka maksud dengan perbuatan tidak bermoral itu.
Namun tuduhan itu segera disanggah oleh pasangan itu, mereka mengatakan tuduhan itu tidak benar adanya. Walau demikian mereka tetap diseret ke Meja Hijau, dan menjalani sidang pertamanya pada hari Selasa, waktu setempat.
Kes ini, menjadi perhatian khusus sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerhati Hak Asasi Manusia, seperti Liga Hak Asasi Manusia Tunisa dan Asosiasi Perempuan Demokrat
Tunisia. Mereka menggelar aksi demonstrasi di luar bangunan Mahkamah Tunis.
"Kami khawatir bahawa perlakuan terhadap wanita muda ini, akan menghalangi korban pelecehan seksual lainnya melaporkan kes mereka, kerana takut diperlakukan sebagai terdakwa bukannya sebagai korban," kata Hadj. (cnn)TRIBUNNEWS.COM

No comments:

Post a Comment