Friday, December 14, 2012
Mungkin
hanya orang-orang yang nekat atau putus asa yang berani menjalani terapi
ini. Ada satu pengubatan di Cina yang dilakukan dengan cara membakar
sel-sel otak untuk menyembuhkan pesakit gangguan mental. Ya, mungkin
hanya pesakit gangguan mental yang bersedia mencubanya.
Pengubatan
ini sebenarnya bersifat medis, namun masih menjadi kontroversi di
kalangan para ahli sampai sekarang. Prosedurnya disebut ablasi nucleus
accumbens, di mana ahli bedah membakar bahagian otak yang berfungsi
memproses kesenangan.
Prosedur ini pernah dilarang
pada tahun 2004, namun beberapa rumah sakit tampaknya masih melakukannya
pada pesakit penyakit mental seperti depresi, gangguan obsesif kompulsif
dan ketagihan. Beberapa operasi juga dilakukan untuk tujuan penelitian.
Operasi
ini dilakukan dengan kondisi pesakit masih terjaga. Bahagian otak yang
disasarkan adalah nucleus accumbens yang menghasilkan hormon dopamin
dan endogen. Sejumlah kecil sel-sel otak di area ini akan dibakar sampai
mati.
Bahagian otak ini bertanggung jawab atas
terjadinya ketagihan dan juga berfungsi mengontrol perasaan senang. Pada
pesakit penyakit mental lain selain ketagihan, pembakaran sel-sel otak
boleh ditujukan pada bahagian lain yang bertanggungjawab atas terjadinya
penyakit.
Operasi ini pernah memicu kontroversi di
barat pada tahun 1930-an, namun praktiknya belum lenyap sama sekali. Di
Amerika Syarikat dan England, operasi seperti ini dilakukan kurang dari
25 kali dalam setahun. Kebanyakan ditujukan untuk meredakan gejala
depresi berat dan gangguan obsesif kompulsif.
Sebelum
menjalani operasi ini, umumnya diperlukan waktu setahun untuk mendapat
persetujuan pesakit. Menurut beberapa ahli, seharusnya operasi ekstrim
ini juga meminta persetujuan ahli saraf, ahli etika, psikiater dan ahli
bedah terlebih dahulu.
Sayangnya, prosedur
pengubatan di China tampaknya tidak perlu berbelit-belit. Seorang doktor
bedah di sana mengaku telah melakukan prosedur ini sebanyak hampir
1,000 kali pada tahun 2007. Beberapa keluarga pesakit mengaku dipaksa
menyetujui prosedur ini dan seringkali menyebabkan anggota keluarganya
mengidap gangguan lain yang tidak pernah dialami sebelumnya.
Misalnya,
ada yang mengaku anggota keluarganya menjadi cacat fisikal setelah
menjalani ablasi nucleus accumbens. Ada seorang bekas pesakit wanita
yang menietiskan air liur tak terkawal dan lengan kanannya lumpuh. Ada
juga seorang pemuda yang jadi melantur percakapannya.
Tentu
saja pesakit yang ingin menjalani operasi ini harus berfikir seribu
kali. Selain berisiko, biayanya juga amat mahal dan seringkali tak
selesai hanya dengan sekali terapi. Beberapa doktor mematok biaya US$
5.000 jauh melebihi pendapatan rata-rata warga
Cina.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam
jurnal kedoktoeran di Barat menjelaskan bahawa kaedah ini memang amat
berisiko. Dari 60 orang peserta penelitian yang ingin mengubati
ketagihan, lebih dari separuh berakhir dengan kesan sampingan kekal
setelah menjalani ablasi nucleus accumbens berupa hilang ingatan.
Sebanyak
53 pesakit peserta penelitian mengalami perubahan keperibadian. Doktor
mengatakan bahawa perubahan yang terjadi sering membuat pesakit jadi lebih
penurut. Dalam waktu 5 tahun setelah menjalani operasi, 53 persen
peserta kumat penyakitnya.
sumber:antusabun
No comments:
Post a Comment