17 Desember 2012
Foto : IST
BEIJING - Min Yingjun, lelaki yang menjadi
tersangka kes penyerangan terhadap 22 kanak-kanak di China dipercayai memiliki
gangguan jiwa. Gangguan jiwa itu disebabkan prediksi kiamat yang
didengarkannya.
Selain melukai 22 orang anak sekolah dasar, Min juga melukai seorang wanita tua dengan pisau dapur yang digenggamnya. Tragedi ini terjadi di Desa Chenping, Guangshan dan berhasil dihentikan oleh polis .
Min ditangkap atas tuduhan membahayakan keselamatan warga. Melalui penyiasatan, Min dinyatakan mengalami tekanan kerana "prediksi kiamat." Menurut kalender dari suku Maya, kiamat akan terjadi pada hari Jumaat. Demikian, seperti diberitakan Associated Press, 17/12/2012 .
Pada Jumaat kemarin, motif dari tindakan Min masih belum diketahui. tujuh dari 22 anak-anak yang masih berusia antara enam hingga 11 tahun itu masih menjalani perawatan. Meski demikian, luka-luka yang mereka alami tidak terlalu parah.
Pada 2010 lalu, serangan serupa dilaporkan membunuh 20 anak-anak dan melukai 50 lainnya. Sedangkan serangan yang terjadi pada Ogos lalu di Nanchang, juga menimbulkan korban jiwa dari dua orang pelajar yang menjadi incaran serangan pelaku. Mereka mati sesaat hendak lari dari lokasi penusukan.
Sebahagian besar pelaku serangan di China diklaim menderita gangguan mental atau berpengalaman pada sengketa permasalahan. Bahkan beberapa dari pelaku, dianggap tidak boleh mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi di China dan membuatnya frustrasi atas keadaan yang terjadi.(AUL)
Selain melukai 22 orang anak sekolah dasar, Min juga melukai seorang wanita tua dengan pisau dapur yang digenggamnya. Tragedi ini terjadi di Desa Chenping, Guangshan dan berhasil dihentikan oleh polis .
Min ditangkap atas tuduhan membahayakan keselamatan warga. Melalui penyiasatan, Min dinyatakan mengalami tekanan kerana "prediksi kiamat." Menurut kalender dari suku Maya, kiamat akan terjadi pada hari Jumaat. Demikian, seperti diberitakan Associated Press, 17/12/2012 .
Pada Jumaat kemarin, motif dari tindakan Min masih belum diketahui. tujuh dari 22 anak-anak yang masih berusia antara enam hingga 11 tahun itu masih menjalani perawatan. Meski demikian, luka-luka yang mereka alami tidak terlalu parah.
Pada 2010 lalu, serangan serupa dilaporkan membunuh 20 anak-anak dan melukai 50 lainnya. Sedangkan serangan yang terjadi pada Ogos lalu di Nanchang, juga menimbulkan korban jiwa dari dua orang pelajar yang menjadi incaran serangan pelaku. Mereka mati sesaat hendak lari dari lokasi penusukan.
Sebahagian besar pelaku serangan di China diklaim menderita gangguan mental atau berpengalaman pada sengketa permasalahan. Bahkan beberapa dari pelaku, dianggap tidak boleh mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi di China dan membuatnya frustrasi atas keadaan yang terjadi.(AUL)
No comments:
Post a Comment