7 Dis 2012
Beberapa hari
terakhir mataku agak terpaku dengan foto – foto ritual ” pembersihan
diri “ dari pulau Phuket negara Thailand ini .
Kerana akhbar –akhbar di Belanda, Belgium dan bahkan akhbar The Sun asal Inggeris juga menampilkan gambar ini.
Kalau akhbar The Sun
asal Inggeris memuat gambar – gambar ritual “pembersihan diri “ini,
biasanya akhbar yang lain juga memuatnya. Kerana The Sun banyak dijadikan
nara sumber berbagai penulis berita.
Mungkin sudah
banyak akhbar atau blog yang juga sudah memuat berita ini sebelumnya.
Foto yang disajikan lebih mendominasi, dibandingkan dengan tulisan yang
disuguhkan. Yang jelas, gambar – gambar ini bukan rekayasa dan bukan
akrobat.
Tidak boleh
disamakan dengan adegan ” Debus ” asal kota Banten yang merupakan
pertunjukan semata. Kerana kalau anda sudah membaca rahsia pertunjukan
debus, anda justru tidak heran lagi , melainkan boleh ketawa terpingkal –
pingkal.
Foto – foto yang
dipertunjukan warga Thailand di pulau Phuket ini berkaitan dengan ritual
keagamaan asal China. Sebuah ritual pembersihan diri. Berbagai benda
tajam ditusukkan dipipi kanan dan kiri.
Tidak sakit ?
Kata sakit hanyalah
melekat dengan tubuh jasmaniah. Kerana didalam tubuh ditemukan susunan
syaraf. Jika susunan saraf ini terganggu, maka seseorang dihadapkan pada
rasa kesakitan.
Diberbagai ritual
baik yang berbau tradisi semata atau keagamaan, seseorang dihadapkan
pada proses pelepasan diri. Dimana manusia rohani menduduki strata yang
lebih tinggi dari manusia jasmani.
Seseorang harus
boleh melepaskan kedudukan badaniah untuk boleh mencapai keterikatan
dengan rohani, dimana kesakitan tidak ada. Jika seseorang oleh melakukan
ini, maka orang tersebut mempunyai kontrol terhadap rasa kesakitan.
Rasa sakit tetap
ada, tetapi bisa dikontrol, dan bahkan bisa dilepaskan. Kerana dalam
keadaan seperti ini orang tersebut tidak terikat dengan kekuatan
badaniah melainkan kekuatan rohani.
Tidak heran,
didalam berbagai ritual baik tradisi maupun keagamaan, seseorang
berusaha mencapai puncak kenikmatan rohani atau orgasme. Jika didalam
hubunga seks seseorang boleh mencapai orgasme, didalam ritual tradisi /
keagamaan juga.
Bagi lelaki juga
demikian. Seorang lelaki akan menikmati sebuah kenikmatan yang begitu luar
biasa, jika pria tersebut mampu mengalami orgasme akibat rangsangan
pada area G-spot di prostat. Dalam
proses ” pembersihan” seseorang akan menuju strata kesedaran yang
disebut ” trance. ” Dalam kondisi ini boleh disamakan dengan orgasme
rohani. Mengapa ? Kerana area G-Spot di otak sudah tersentuh. Bandingkan
dengan sentuhan pada G-spot di vagina atau area G-spot di prostat pada lelaki.
Yang namanya juga
lagi orgasme, yang ada khan rasa kenikmatan bukan ? Memang ini
memerlukan latihan dan ketekunan. Kalau yang ditusuk dipipi bukan hal
yang kebetulan.
Dipipi susunan syarafnya konon berbeda , sehingga tidak separah dan sesakit jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.
sumber: forum.viva.co.id
No comments:
Post a Comment