IST
Kunjungan PM Jepun Shinzo Abe ke Fukushima pada 29 Des 2012.
TRIBUNNEWS.COM -
Sebuah dokumen rahsia terbongkar kantor berita Kyodo. Ternyata tujuh
Universiti di Jepun mendapat wang sumbangan dari industri nuklir
Jepun sebanyak 1.7 billion yen. Selama ini data tersebut disembunyikan
dan tak boleh ke luar ke masyarakat. Demikian laporan koresponden Tribunnews.com dari Tokyo, Sabtu (5/1/2013).
Sumbangan
itu pun khusus kepada penelitian khusus mengenai nuklir, khususnya
untuk mencari tahu serta membuat aturan keselamatan nuklir.
Dengan
sumbangan dana dari industri nuklir untuk membuat aturan keselamatan
nuklir, diperkirakan banyak orang, hasil penelitian kalangan pendidikan
tinggi akan mempengaruhi peraturan nuklir di Jepun, "Bagaimana tidak
berpengaruh, peraturan dibuat oleh lembaga pendidikan yang mendapat dana
dari industri nuklir, tentu untuk membantu mereka juga kalangan
penyandang dana sebagai rasa terima kasih, bukan," ungkap sumber
Tribunnews.com dari kalangan pendidikan nuklir di Jepun yang tak mau
disebutkan namanya.
Nilai 1.7 billion yen itu terbagi untuk
University of Tokyo menerima 560 juta yen, lalu Tohoku University
menerima 417 juta yen, Nagoya University 251 juta yen dan Kyoto
University 212 juta yen. Berikutnya, Tokyo Institute of Technology
menerima 104 juta yen, Kyushu University 83 juta yen, Osaka
University 79 juta yen dan Hokkaido University sebesar 38 juta yen.
Dana
juga dipakai untuk pembelian peralatan di lembaga pendidikan tersebut
khususnya jurusan nuklir, untuk pengembangan penelitian mereka. Juga
untuk dana transportasi penerbangan untuk seminar dan sebagainya.
Para
penyandang dana adalah Tokyo Electric Power Co. , Japan Atomic Power
Co., , Mitsubishi Heavy Industries Ltd.dan Hitachi-GE Nuclear Energy
Ltd., serta industri lain dan organisasi nuklir besar lain.
Tepco sendiri sejak ledakan nuklir 11 Mac 2011 telah menyetop sumbangannya kepada lembaga pendidikan Jepun.
Beberapa kalangan pendidikan nuklir di Kyoto University, sumber Tribunnews.com
mengungkapkan, kesulitan mereka bersosialisasi dengan Tepco, "Kami
sangat kritis kepada keselamatan masyarakat sebagai dampak nuklir,
apalagi setelah ledakan nuklir di Fukushima tersebut," papar sumber itu
lagi.
Sementara itu, setelah ledakan nuklir terjadi 11 Maret 2011,
pembersihan dan beberapa pekerja projek di sana merupakan anggota
Yakuza dan hal ini diakui kepada pers dari pimpinan Yakuza sendiri
beberapa waktu lalu.

No comments:
Post a Comment