Monday, January 28, 2013

Aneh Tapi Benar, Lelaki Ini Mengaku Sembuh dari Ketagihan Dadah Kerana Gabung Yakuza

 28 Jan 2013
Aneh Tapi Nyata, Pria Ini Mengaku Sembuh dari Narkoba Karena Gabung Yakuza
IST/Judit Kawaguchi
Kei Ochiai, terselamatkan dari ktagihan dadah berkat yakuza.

Sehari-hari berjualan barang terpakai, mencari barang terpakai, menawarkan kepada pembeli barang bekas di sekitar Tokyo dan Yokohama menggunakan truk kecilnya. Usianya mendekati 50 tahun. Sekitar 20 tahun lalu, setelah ke luar dari penjara, bersih dia mengaku bersih dari dadah atau pun sindikat kejahatan yang biasa dikenal dengan nama Yakuza.

"Usia ketika 19 tahun dan punya banyak wang. Lalu mencuba dadah (kakuseizai) methamphetamine yang sangat kuat itu. Saya berbohong dengan orang sekeliling, hingga usia saya 25 tahun isteri meninggalkan saya dan saya masuk penjara kerana kejahatan," demikian papar Kei Ochiai kepada Judit Kawaguchi yang dimuat The Japan Times 20 Januari 2013, dikutip Tribunnews.com.

Setelah ketagihan dadah, Ochiai berfikir untuk bergabung dengan Yakuza kerana ada kelompok Yakuza yang tak menyentuh soal dadah.
"Saya gabung dengan kelompok Yakuza itu dan benar, mereka menaruh satu orang untuk terus-menerus mendampingi saya supaya saya tidak ktagih dadah lagi. Bahkan sampai ke kamar mandi, saat tidur, sampai ke tandas saya diikuti terus. Pintar sekali cara mereka. Saya tahu, ketika ini," tekannya.

Ochiai bergabung dengan Yakuza yang spesialis perjudian. Meskipun ketagih dadah dan membantu Yakuza di bidang judi, "Saya tak pernah membohongi atau menipu orang lain. Semua selalu saya lakukan langsung terus terang kepada orang yang saya targetkan. Saya membantu Yakuza khususnya di bidang perjudian balapan kuda. Saya dapat komisen dari penjualan kupon judi balapan kuda. Tentu saja ilegal cara tersebut kerana dilakukan Yakuza. Namun si pembeli tak peduli, yang penting saya jujur, kalau menang ya saya berikan wangnya kepada si pemenang dengan jujur sesuai janji, saya hanya dapat komisen saja."

"Semua orang senang atas kerja yang saya lakukan, hanya satu pihak yang tak senang yaitu pemerintah kerana saya melakukan ilegal. Maka suatu waktu Ochiai ditangkap polis  dan masuk penjara selama kira-kira dua tahun 10 bulan," katanya, mengenang.
Di Jepun, tambahnya lagi, banyak penipuan melalui telepon, berpura-pura teman anaknya, menelepon orangtua si anak minta wang kerana sedang emergency, lalu orangtua mengirimkan wang ke rekening yang disebutkan si penelepon. Penipuan ini digelar oreoresagi.

"Setahun lebih dari 9.4 miliar yen terjadi oreoresagi kepada orang usia lanjut melalui telepon, kasihan sekali. Para penelepon jarang yang tertangkap. Dilakukan satu kelompok kejahatan penipuan tersebut. Tetapi saya tak pernah melakukan hal itu," tambahnya lagi.

Setelah Ochiai ditangkap polis  dan dimasukkan ke penjara, dia hanya berfikir untuk merasakan, menikmati saja penjara yang dimasukinya, "Penjara Jepun sangat bagus. Banyak yang suka dipenjara di Jepun. Saya dapat kamar saya sendiri, senang sekali boleh bekerja membuat furniture di penjara, ikut nyanyi karaoke di penjara, makanan enak dan waktu yang banyak untuk membaca. Satu-satunya kelemahan penjara Jepun ya, saya tak boleh dapat pacar saja," ungkapnya lagi sambil tersenyum.

Ketika ini Ochiai mengakui semua cerita kehidupannya di share kepada setiap orang yang merasa boleh tertolong bila dengar ceritanya, termasuk keluarganya, anaknya pun diceritakan kehidupannya supaya mereka tidak jatuh dalam kesalahan seperti yang dilakukan ayahnya.

"Anak-anak adalah aset sangat berharga, mereka sangat pintar dan pasti tahu dan boleh mengembangkan diri dengan baik dengan mengetahui pengalaman saya ini yang diceritakan kepada mereka. Saya senang dan ingin sekali membantu para anak muda," tekannya lebih lanjut.TRIBUNNEWS.COM

No comments:

Post a Comment