21 Januari 2013
Pengungsi Rohingya (Foto: AP)
PHUKET – Penyiasatan yang dilakukan oleh media
mengungkapkan polis Thailand seringkali menjual pelarian Rohingya
yang ditangkapnya ke sindiket perdagangan manusia. Para pelarian
tersebut kemudian melakukan kerja paksa di perbatasan Malaysia dengan
Thailand.
Ribuan warga Rohingya meninggalkan tempat tinggalnya di Myanmar sejak tahun lalu untuk menyelamatkan diri dari konflik etnik di sana. Kebanyakan warga Rohingya melarikan diri ke Malaysia yang menerima kehadiran mereka.
Namun dalam perjalanannya warga Rohingya seringkali ditangkap oleh pihak keselamatan Thailand. Thailand sendiri terletak diantara Myanmar dan Malaysia sehingga seringkali menjadi tempat transit para warga Rohingya.
“Majikan saya berkata mereka membeli saya dari polis Thailand, jika saya tidak memberinya wang maka dia tidak akan membiarkan dia pergi. Majikan saya tidak peduli kalau saya mati disini,” ujar Ahmed yang menjadi pekerja paksa di perbatasan Malaysia-Thailand, seperti diberitakan BBC, Isnin (21/1/2013).
Pemerintah Thailand sendiri menganggap tindakan para polis itu hanya dilakukan oleh sebahagian oknum. Mereka pun berjanji akan melakukan penyelidikan terhadap temuan tersebut.
“Kami tidak tahu mana saja anggota yang melakukan aksi tersebut, namun kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah itu hingga ke akarnya. Kami juga berkomitemen untuk mengatasi isu kemanusiaan yang kini dihadapi warga Rohingya,” ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand Sihasak Puangketkaew.(faj)
Ribuan warga Rohingya meninggalkan tempat tinggalnya di Myanmar sejak tahun lalu untuk menyelamatkan diri dari konflik etnik di sana. Kebanyakan warga Rohingya melarikan diri ke Malaysia yang menerima kehadiran mereka.
Namun dalam perjalanannya warga Rohingya seringkali ditangkap oleh pihak keselamatan Thailand. Thailand sendiri terletak diantara Myanmar dan Malaysia sehingga seringkali menjadi tempat transit para warga Rohingya.
“Majikan saya berkata mereka membeli saya dari polis Thailand, jika saya tidak memberinya wang maka dia tidak akan membiarkan dia pergi. Majikan saya tidak peduli kalau saya mati disini,” ujar Ahmed yang menjadi pekerja paksa di perbatasan Malaysia-Thailand, seperti diberitakan BBC, Isnin (21/1/2013).
Pemerintah Thailand sendiri menganggap tindakan para polis itu hanya dilakukan oleh sebahagian oknum. Mereka pun berjanji akan melakukan penyelidikan terhadap temuan tersebut.
“Kami tidak tahu mana saja anggota yang melakukan aksi tersebut, namun kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah itu hingga ke akarnya. Kami juga berkomitemen untuk mengatasi isu kemanusiaan yang kini dihadapi warga Rohingya,” ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand Sihasak Puangketkaew.(faj)
No comments:
Post a Comment