Saturday, March 30, 2013

Enggan jadi pelacur, wanita ini diseksa oleh keluarga suami

Seorang gadis remaja Afghanistan secara brutal disiksa, dipukul dan terkunci di toilet oleh keluarga suaminya selama lima bulan setelah dia menolak untuk dijadikan pelacur, itu muncul hari ini.
Sahar Gul, 15, berada dalam keadaan kritikal ketika dia diselamatkan dari sebuah rumah di utara provinsi Baghlan   .setelah jirannya melaporkan mendengar Nona Gul menangis dan mengerang kesakitan.

Menurut polis di Baghlan, mertuanya mengeluarkan kuku dan rambut, dan menguncinya di bilik mandi ruang bawah tanah yang gelap selama sekitar lima bulan, dengan makanan dan air hanya cukup untuk bertahan hidup.

Keluarga suaminya juga membakar remaja itu dengan rokok dan memotong keluar potongan daging dengan players.
Meskipun hampir tidak dapat berkata, Miss Gul berhasil untuk memberitahu media tentang seksaan yang mengerikan.

“Selama beberapa bulan aku dikurung di toilet dengan   di-hukum dan khususnya ibu mertua saya,” katanya
anak 15 tahun ini, dipukul dan dicucuh dengan rokok setelah terkunci di toilet selama lima bulan. Polis mengatakan remaja mertua juga mengeluarkan kuku dan rambut dan menguncinya dengan makanan yang hampir tidak cukup dan air untuk bertahan hidup.





Gadis ibu mertua dan adik ipar kedua ditahan namun polis memburu adalah pada untuk suami dan ayah mertuanya
Nona Gul tercakup dalam bekas luka dan cedera parah, dengan satu mata masih bengkak ditutup enam hari setelah diselamatkan.
Dia dirawat di sebuah hospital pemerintah di Kabul, tapi dia mungkin harus dikirim ke India, kata doktor.

“Ini adalah salah satu kes terburuk dari kekerasan terhadap wanita Afghanistan. Para pelaku harus dihukum sehingga orang lain belajar pelajaran, ”kata menteri kesihatan Suraya Dalil wartawan setelah mengunjungi Nona Gul hari ini dengan Menteri Urusan Wanita.

Mohammad Zia, seorang pejabat polis senior di Baghlan, yang membantu untuk menyelamatkan gadis itu, kata Miss Gul ibu mertua dan adik ipar telah ditahan, namun suami dan ayah mertuanya telah melarikan diri.
Meskipun kemajuan dalam hak-hak wanita  dan kebebasan sejak jatuhnya Taliban 10 tahun yang lalu, wanita di seluruh negeri masih beresiko penculikan, pernikahan perkosaan, paksa dan diperdagangkan sebagai komoditi
Namun akan sukar bagi wanita untuk menghindari situasi kekerasan di rumah, kerana tekanan sosial dan kadang-kadang hukum besar untuk tinggal dalam pernikahan.
Melarikan diri dari suaminya yang suka atau kahwin paksa dianggap ’kejahatan moral,’ perempuan yang saat ini dipenjara di Afghanistan.Beberapa mangsa pemerkosaan juga telah dipenjara, kerana seks di luar pernikahan, bahkan ketika perempuan dipaksa, dianggap perzinaan, yang lain ’kejahatan moral. ”

No comments:

Post a Comment