[Dikutip dari www.tempo.co/]. Labah Labah tarantula yang terkenal
sangat ganas dan mematikan tidak ditakuti bagi anak anak kecil di
pedalaman Kamboja Desa Trov Pheang Ctas, bahkan menjadi makanan
kegemaran mereka sehari-hari. Dengan tangan tak berpelindung, anak-anak
ini menangkap tarantula. Kemudian hewan itu dibersihkan serta dilumur
dengan mentega.
Fotografer Inggeris, George Nickles, yang memotret kehidupan di Desa Trov Pheang Ctas, hanya terdiam melihat hal itu. "Mereka begitu santai memburu tarantula, seperti anak-anak Inggeris yang tengah memungut stroberi," kata Nickles.
Saya takjub." Tarantula, tikus, kadal, katak, dan kalajengking merupakan menu biasa yang kerap disantap warga Kamboja. Namun tidak ada rakam jejak yang menunjukkan sejak bila mereka memakan hewan beracun atau berbisa.
Fotografer Inggeris, George Nickles, yang memotret kehidupan di Desa Trov Pheang Ctas, hanya terdiam melihat hal itu. "Mereka begitu santai memburu tarantula, seperti anak-anak Inggeris yang tengah memungut stroberi," kata Nickles.
Saya takjub." Tarantula, tikus, kadal, katak, dan kalajengking merupakan menu biasa yang kerap disantap warga Kamboja. Namun tidak ada rakam jejak yang menunjukkan sejak bila mereka memakan hewan beracun atau berbisa.
"Beberapa sumber mengatakan kebiasaan itu muncul sejak pasukan Khmer
Merah berkuasa di Kamboja," kata Nickles. "Banyak warga yang kelaparan,
hingga nekat memakan hewan berbahaya."
Tarantula-tarantula itu kemudian dibersihkan lalu digoreng dengan
mentega atau minyak. Meski terlihat berbahaya, tapi tarantula itu tidak
mematikan. Sengatannya hanya terasa seperti sengatan lebah. Tarantula di
Kamboja ini dari jenis tarantula zebra Thailand, atau Haplopelma
albostriatum.
Dalam memburu tarantula, anak-anak Kamboja terkadang membekali diri
mereka dengan bambu atau cangkul. Dengan alat itu, mereka gali sarang
tarantula. Begitu si hewan keluar, hup! Ditangkaplah binatang itu.
"Mereka pegang bahagian punggung tarantula agar terhindar dari
gigitannya,'' kata Nickles.
No comments:
Post a Comment