Getty Images
Boston - Lebih dari 100 orang
mengalami luka-luka akibat ledakan bom ketika event Boston Marathon,
Massachusetts, Amerika Syarikat . Ramai dari mangsa luka yang
kehilangan kakinya akibat ledakan tersebut.
"Para pelari baru mencapai finish dan mereka kini tidak punya kaki," ucap salah satu peserta marathon, Roupen Bastajian (35) seperti dilansir The New York Times, Selasa (16/4/2013).
Bastajian mengakui, dia melihat ramai orang yang kehilangan kaki di sekitar lokasi ledakan. "Ada ramai orang tanpa kaki. Darah di mana-mana," imbuhnya.
"Kami menggunakan turniket (semacam pembalut luka untuk menghentikan pendarahan). Saya mengikat sedikitnya lima, enam potongan kaki dengan turniket," terang lelaki yang juga mantan Marine AS ini.
Keterangan serupa juga disampaikan Deirdre Hatfield yang berdiri hanya beberapa langkah dari garis penamat ketika ledakan terjadi. Wanita berusia 27 tahun ini mengaku, melihat beberapa tubuh manusia terlempar hingga ke jalanan.
Dia juga melihat sejumlah anak-anak yang tergeletak tak berdaya. Menurutnya, sebahagian besar mangsa yang cedera dalam insiden tersebut kehilangan kaki.
Sedangkan Bruce Mendelsohn (44) mengaku tengah berada di dalam pejabatnya yang tepat berada di atas garis penamat ketika ledakan terjadi. Mendelsohn yang merupakan veteran tentera AS ini langsung berlari keluar bangunan dan disambut ceceran darah di mana-mana.
"Ada ceceran darah di jalanan maupun di trotoar," ucapnya. Ditambahkannya, banyak orang yang mengalami luka-luka di bahagian perut ke bawah.
Dua ledakan terjadi dekat garis akhir (finish) event maraton Boston Marathon, yang berjarak 50-100 meter dari para pelari. Dilaporkan 3 orang terbunuh, termasuk seorang anak berusia 8 tahun, dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini.
Ledakan ketiga dilaporkan terjadi beberapa saat kemudian di perpustakaan John F Kennedy yang letaknya 5 km dari garis akhir Boston Marathon. Tidak ada mangsa yang cedera akibat ledakan di perpustakaan John F Kennedy tersebut.
Dalang di balik ledakan ini belum diketahui. Anggota keselamatan setempat masih melakukan penyiasatan secara cepat. Rumah Putih telah mengeluarkan pernyataan dengan menyebut ledakan ini sebagai aksi teroris.
"Para pelari baru mencapai finish dan mereka kini tidak punya kaki," ucap salah satu peserta marathon, Roupen Bastajian (35) seperti dilansir The New York Times, Selasa (16/4/2013).
Bastajian mengakui, dia melihat ramai orang yang kehilangan kaki di sekitar lokasi ledakan. "Ada ramai orang tanpa kaki. Darah di mana-mana," imbuhnya.
"Kami menggunakan turniket (semacam pembalut luka untuk menghentikan pendarahan). Saya mengikat sedikitnya lima, enam potongan kaki dengan turniket," terang lelaki yang juga mantan Marine AS ini.
Keterangan serupa juga disampaikan Deirdre Hatfield yang berdiri hanya beberapa langkah dari garis penamat ketika ledakan terjadi. Wanita berusia 27 tahun ini mengaku, melihat beberapa tubuh manusia terlempar hingga ke jalanan.
Dia juga melihat sejumlah anak-anak yang tergeletak tak berdaya. Menurutnya, sebahagian besar mangsa yang cedera dalam insiden tersebut kehilangan kaki.
Sedangkan Bruce Mendelsohn (44) mengaku tengah berada di dalam pejabatnya yang tepat berada di atas garis penamat ketika ledakan terjadi. Mendelsohn yang merupakan veteran tentera AS ini langsung berlari keluar bangunan dan disambut ceceran darah di mana-mana.
"Ada ceceran darah di jalanan maupun di trotoar," ucapnya. Ditambahkannya, banyak orang yang mengalami luka-luka di bahagian perut ke bawah.
Dua ledakan terjadi dekat garis akhir (finish) event maraton Boston Marathon, yang berjarak 50-100 meter dari para pelari. Dilaporkan 3 orang terbunuh, termasuk seorang anak berusia 8 tahun, dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini.
Ledakan ketiga dilaporkan terjadi beberapa saat kemudian di perpustakaan John F Kennedy yang letaknya 5 km dari garis akhir Boston Marathon. Tidak ada mangsa yang cedera akibat ledakan di perpustakaan John F Kennedy tersebut.
Dalang di balik ledakan ini belum diketahui. Anggota keselamatan setempat masih melakukan penyiasatan secara cepat. Rumah Putih telah mengeluarkan pernyataan dengan menyebut ledakan ini sebagai aksi teroris.
No comments:
Post a Comment