20 Jun 2013
Cina menghukum penjara 11 orang dengan hukuman maksima
enam tahun kerana kejahatan bersangkutan penyebaran kebencian etnik dan
agama di Xinjiang.
Hukuman terlama dijatuhkan kepada seorang lelaki yang dituduh menggunakan internet untuk menyebarkan jihad.
Lelaki lain dituduh memasuki rumah-rumah orang dan memecahkan televisyen dalam kerusuhan berbau agama.
Para pesalah disebutkan dari kelopok Uighur, suku minoriti Muslim di Xinjiang.
Hukuman terhadap mereka dijatuhkan menjelang peringatan keempat kerusuhan etnik di Xinjiang.
Demonstrasi anti-pemerintah empat tahun lalu diredam dengan kekuatan tentera.
Surat khabar resmi kementerian kehakiman, harian Legal,
menyebutkan Aihetaimu Heli, diganjar hukuman paling berat kerana
berupaya menyebarkan jihad.
Keamanan diperketat
Kerusuhan anti-pemerintah beberapa kali terjadi di Xinjiang,
sebahagian di antaranya kerana terpinggirnya warga Uighur oleh migran Han
yang membanjiri kawasan itu dalam beberapa puluh tahun terakhir.
Warga Uighur juga dibatasi kehidupan sosial dan budayanya di kawasan itu.
Keselamatan diperketat di kawasan Xinjiang, terutama di ibukota Urumqi menjelang peringatan kerusuhan pada bulan Julai.
Sekitar 200 orang meninggal dalam kerusuhan yang bermula dari
serangan warga Uighur terhadap penduduk Han, dan diikuti dengan
serangan balasan.
Pemerintah Cina mengatakan kerusuhan itu dikoordinasikan melalui pesan SMS dan blog.
Menyusul kerusuhan itu, pemerintah meningkatkan
pengawasan atas media online yang dianggap mengancam terutama
bahan-bahan ekstremis yang diproduksi di luar negeri.
Sumber: BBC Indonesia
No comments:
Post a Comment