21 Ogos 2013
New Delhi - Kematian seorang aktivis
anti-perdukunan di India menuai protes penduduk. Sebabnya, aktivis ini
terbunuh ditembak oleh dua lelaki bersenjata.
Semasa hidup, Narendra Dabholkar sangat gencar mengkempen undang-undang untuk membasmi praktik dukun dan tahyul yang masih diyakini masyarakat setempat secara kuat. Narendra terbunuh ditembak dua lelaki bersenjata yang menunggang motorsikal, ketika dia sedang jogging di pagi hari.
Seperti dilansir AFP, Rabu (21/8/2013), insiden ini terjadi di wilayah Pune, Maharashtra pada Selasa (20/8) pagi waktu setempat. Kematian Narendra ini memicu aksi protes dari partai dan organisasi sosial setempat.
Sebanyak 90 persen aktiviti bisnes dan pertokoan di kota Pune pun terpaksa tutup akibat aksi protes ini. Protes dilakukan kerana tidak adanya perkembangan dalam penyiasatan kes pembunuhan tersebut.
"Tidak ada kemajuan," ujar komisioner polis , Gulabrao Pol.
Gulabrao menambahkan, belum dilakukan satupun penangkapan pelaku penembakan tersebut. Sejauh ini, motif penembakan juga belum diketahui pasti.
Kempen yang dilakukan Narendra telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Dengan semangat, dia melobi anggota dewan daerah Maharashtra agar meloloskan undang-undang yang melarang praktik perdukunan dan ilmu hitam.
Narendra yang disebut berusia 71 tahun ini, juga pernah menantang sejumlah ahli perdukunan setempat yang mengaku boleh melakukan hal-hal ajaib. Jasad Narendra dikremasi dan dibawa ke kampung halamannya di Satara.
Semasa hidup, Narendra Dabholkar sangat gencar mengkempen undang-undang untuk membasmi praktik dukun dan tahyul yang masih diyakini masyarakat setempat secara kuat. Narendra terbunuh ditembak dua lelaki bersenjata yang menunggang motorsikal, ketika dia sedang jogging di pagi hari.
Seperti dilansir AFP, Rabu (21/8/2013), insiden ini terjadi di wilayah Pune, Maharashtra pada Selasa (20/8) pagi waktu setempat. Kematian Narendra ini memicu aksi protes dari partai dan organisasi sosial setempat.
Sebanyak 90 persen aktiviti bisnes dan pertokoan di kota Pune pun terpaksa tutup akibat aksi protes ini. Protes dilakukan kerana tidak adanya perkembangan dalam penyiasatan kes pembunuhan tersebut.
"Tidak ada kemajuan," ujar komisioner polis , Gulabrao Pol.
Gulabrao menambahkan, belum dilakukan satupun penangkapan pelaku penembakan tersebut. Sejauh ini, motif penembakan juga belum diketahui pasti.
Kempen yang dilakukan Narendra telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Dengan semangat, dia melobi anggota dewan daerah Maharashtra agar meloloskan undang-undang yang melarang praktik perdukunan dan ilmu hitam.
Narendra yang disebut berusia 71 tahun ini, juga pernah menantang sejumlah ahli perdukunan setempat yang mengaku boleh melakukan hal-hal ajaib. Jasad Narendra dikremasi dan dibawa ke kampung halamannya di Satara.
sumber:detikNews
No comments:
Post a Comment