Jakarta - Kalau dulu warisan setelah seseorang
meninggal kebanyakan dalam bentuk fisik seperti rumah, kereta, tanah atau
semacamnya, sekarang di Australia warga diingatkan untuk juga
memikirkan mengenai "warisan" yang ditinggalkan seperti akaun di
Facebook, email dan akaun bank kita yang disimpan oleh bank dan yang
lainnya.
Menurut seorang peguam Australia yang bergerak di bidang pengurusan hartanah setelah kematian, Rod Cunich, warga sekarang harus mulai memikirkan mengenai aset yang kita miliki seperti berbagai akaun yang kita punyai di internet, dan memikirkan apa yang akan dilakukan setelah kita meninggalkan dunia ini.
"Kita misalnya memiliki detail akaun bank yang disimpan secara elektronik, akaun investasi, akaun belajar, berbagai dokumen yang disimpan di email, sosial media seperti Facebook. Banyak orang sekarang menyimpan data mereka secara online melalui program seperti Cloud, dan data itu boleh hilang, kalau kita tidak mempersiapkannya dengan baik sebagai warisan yang akan kita tinggalkan." kata Cunich kepada ABC.
Cunihc mengatakan data-data mengenai berbagai akaun tersebut, kata kunci dan perincian lainnya harus diserahkan kepada ahli waris.
"Mereka boleh masuk ke berbagai akaun tersebut, dan menghapus detail akaun bank, nombor kad kredit kita, dan mungkin menghubungi Facebook dan memberitahu bahawa pemilik akaunnya sudah meninggal dengan memberikan bukti sijil kematian." kata Cunich lagi.
Menurut Cunich, Facebook kemudian akan memberikan ahli waris ini hak guna "membersihkan" akaun tersebut, sehingga tidak ada orang lain yang dapat melihat akaun tersebut.
"Atau boleh juga mereka hanya mengizinkan beberapa orang yang memang merupakan teman di Facebook untuk melihat perincian di masa lalu. Dengan cara ini, kenangan tentang orang tersebut tetap ada namun tidak disalahgunakan oleh orang lain." ; tambah Cunich lagi.
Menurut Cunich yang mengkhususkan diri dalam menangani masalah hukum para kliennya yang sudah meninggal mengatakan beberapa laman sosial internet lain tidak "sebagus" Facebook dalam menangani akaun-akaun mereka yang sudah meninggal.
Beberapa web, kata Cunich, menutup berbagai akaun tersebut, dan kemudian seluruh informasi yang ada di dalamnya dianggap dimiliki oleh laman sosial tersebut.
Menurut seorang peguam Australia yang bergerak di bidang pengurusan hartanah setelah kematian, Rod Cunich, warga sekarang harus mulai memikirkan mengenai aset yang kita miliki seperti berbagai akaun yang kita punyai di internet, dan memikirkan apa yang akan dilakukan setelah kita meninggalkan dunia ini.
"Kita misalnya memiliki detail akaun bank yang disimpan secara elektronik, akaun investasi, akaun belajar, berbagai dokumen yang disimpan di email, sosial media seperti Facebook. Banyak orang sekarang menyimpan data mereka secara online melalui program seperti Cloud, dan data itu boleh hilang, kalau kita tidak mempersiapkannya dengan baik sebagai warisan yang akan kita tinggalkan." kata Cunich kepada ABC.
Cunihc mengatakan data-data mengenai berbagai akaun tersebut, kata kunci dan perincian lainnya harus diserahkan kepada ahli waris.
"Mereka boleh masuk ke berbagai akaun tersebut, dan menghapus detail akaun bank, nombor kad kredit kita, dan mungkin menghubungi Facebook dan memberitahu bahawa pemilik akaunnya sudah meninggal dengan memberikan bukti sijil kematian." kata Cunich lagi.
Menurut Cunich, Facebook kemudian akan memberikan ahli waris ini hak guna "membersihkan" akaun tersebut, sehingga tidak ada orang lain yang dapat melihat akaun tersebut.
"Atau boleh juga mereka hanya mengizinkan beberapa orang yang memang merupakan teman di Facebook untuk melihat perincian di masa lalu. Dengan cara ini, kenangan tentang orang tersebut tetap ada namun tidak disalahgunakan oleh orang lain." ; tambah Cunich lagi.
Menurut Cunich yang mengkhususkan diri dalam menangani masalah hukum para kliennya yang sudah meninggal mengatakan beberapa laman sosial internet lain tidak "sebagus" Facebook dalam menangani akaun-akaun mereka yang sudah meninggal.
Beberapa web, kata Cunich, menutup berbagai akaun tersebut, dan kemudian seluruh informasi yang ada di dalamnya dianggap dimiliki oleh laman sosial tersebut.
ABC Australia - detikNews
No comments:
Post a Comment